Deteksi Production Suguhkan Konser Orkestra 100 Mantan Pecandu Narkoba

oleh
oleh

Jakarta, VoiceMagz.com — Bukan Harry “Koko “ Santoso namanya jika tak jago meramu dan menyuguhkan acara musik berkelas.

Bos dari Deteksi Production ini memang tidak pernah habis ide-idenya. Ratusan konser musik telah ia suguhkan, tiga konser terbaru diantaranya adalah International Indie Music Festival yang digelar di ICE BSD pada tahun lalu, kemudian Mandiri ISEE Festival 2019, dan terakhir menggelar konser Pinkan Mambo di Grand Kemang Jakarta Selatan.

Kali ini Harry Koko Santoso atau akrab disapa Mas Koko ini menggandeng Yayasan Sahabat Rekan Sebaya bersiap menggelar sebuah konser orchestra yang meilbatkan sekitar 100 orang eks para pecandu narkoba yang akan dihelat di Hotel Grand Kemang, Jakarta, 28 Januari mendatang.

Menurut Koko, konser ini merupakan bentuk kepedulian yang juga  sekaligus dijadikan sebagai ajang kampanye untuk melawan penyalahgunaan narkoba.

“Terus terang, kali ini kami menggelar konser yang tidak biasa. Kenapa tidak biasa?, karena para musisinya yang terlibat adalah mantan pecandu narkoba. Jadi konser ini merupakan pesan untuk melawan penyalahgunaan narkoba,” jelas Koko saat menggelar jumpa pers di Grand Kemang Hotel, Jakarta, Rabu (22/1).

Lebih lanjut Koko juga menambahkan, kampanye ini sangat positif untuk mendukung pemerintah yang ingin menjauhkan Indonesia dari bahaya narkoba.

Dalam kesempatan yang sama, dr Aisyah Dahlan, pemilik Yayasan Sahabat Rekan Sebaya menjelaskan bahwa konser orkestra seratus mantan pecandu ini nantinya akan melibatkan musisi dari lintas usia.

“Para musisi yang terlibat terdiri dari bergagai lintas usia, usia yang paling muda 16 tahun, sampai ada yang 55 tahun. Mereka semua sudah terbebas dari narkoba. Jadi mantan pengguna narkoba ini ini belum habis, kita  harus membantu mereka untuk menjadi lebih berguna bagi masyarakat banyak,” jelasnya.

Aisyah mengaku prihatin, bahwa mantan pecandu narkoba ini meskipun sudah sembuh, tetapi masih belum bisa diterima 100% oleh masyarakat. Contohnya, kalau mereka melamar kerja masih banyak yang enggan menerima.

“Terus terang kami merasa prihatin, karena belum semua masyarakat bias menerima kembalinya mantan pecandu narkoba. Bahkan ketika melamar pekerjaan begitu tau mereka eks pecandu narkoba perusahaan menolaknya,” tambah Aisyah.

Dalam membantu memulihkan para pecandu dari ketergantungan narkoba menurut dr. Aisyah  banyak hal yang harus dilakukan. Salah satunya, kata dia, dengan mengaktifkan saraf pada bagian lobus parentalis di bagian otak manusia. Fungsi dari bagian ini, kata dia, menyimpan program watak dan bakat.

“Ketika para pecandu itu tergantung pada narkoba maka bagian otak yang terganggu ada di bagian parental (depan). Fungsi bagian ini sebagai pengingat. Nah untuk itulah kita harus mengisi ingatan barunya dengan kegiatan positif sekaligus mengaktifkan kembali bagian lobus pada otak yang berisi watak dan bakat mereka,” kata dokter yang sudah sejak 1998 menggeluti  layanan pemulihan pecandu narkoba ini.

Masih menurut keterangan dr. Aisyah, kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan ketergantungan narkoba itu tidak hanya musik saja, musik cuma salah satunya.

“Kegiatan bermusik hanya salah satu cara menghilangkan ketergantungan narkoba, selain itu ada juga kegiatan lain seperti melukis, olahraga, serta beberapa kegiatan lainnya yang bisa mengaktifkan bakat para mantan pecandu,” tutup Aisyah.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif oleh Mayjen Achmad Yuliarto dari Lemhanas. Ia menilai kegiatan kampanye melawan narkoba lewat musik ini menjadi bagian dari program milenial kebangsaan.

“Tentunya sebagai lembaga think tank nasional, kegiatan ini sangat kami dukung karena menjadi bagian penting untuk menjaga ketahanan nasional, khususnya serangan narkoba kepada kelompok generasi muda,” jells Achmad Yulianto.

Kampanye melawan penyalah gunaan  narkoba ini nantinya akan diperkuat oleh   komunitas #CukupGueAja yang selama ini kita kenal sebagai  wadah para mantan pecandu narkoba./Irish

No More Posts Available.

No more pages to load.