JAKARTA, VOICEMAGZ.com – Lola Amaria kembali dengan karya terbarunya berupa film dokumenter berjudul Eksil yang mengangkat kisah para Eksil atau orang-orang yang tidak bisa kembali ke Indonesia setelah tragedi tahun 1965.
Film Dokumenter Eksil menggambarkan kisah pedih para eksil yang hidup di luar negeri dan tak bisa kembali pulang karena dianggap terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan loyalis Bung Karno.
Film tersebut setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun atau dari 2013 lalu untuk bisa ditonton secara utuh seperti yang disajikan di layar lebar ini. Tentu bukan waktu yang pendek untuk penggarapan sebuah film berdurasi 2 jam tersebut.
Dalam jumpa pers usai gala premier di XXI Metropol di kawasan Cikini, Lola mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi sehingga butuh waktu hingga 10 tahun lamanya untuk penggarapan filmnya.
” Ini Film dokumenter pertama saya ya, jadi saya harus banyak belajar. Kendalanya tentu banyak, diantaranya masalah dana karena semua narasumber berada di Eropa,” kata Lola saat jumpa pers pada Senin (29/01).
Lola melanjutkan, ” Selain maslah dana juga masalah narasumber yang cukup sulit untuk ditemui dan mau bercerita, karena mereka waspada sekali terhadap kita. Mereka mengira kita intel atau mata-mata, sehingga menjaga jarak dengan kita,” tambah Lola.
Dalam kesempatan yang sama Sari Mochtar atau akrab dipanggil Ai selaku line produser menambahkan bahwa untuk bisa berinteraksi dengan para narasumber itu tidak gampang, dibutuhkan trik dan kesabaran sehingga mereka percaya.
“Untuk mempercayakan mereka nggak gampang, kecurigaan itu ada. Bahkan ketika kita mengambil video mereka juga mengambil video tentang kita. Jadi untuk mensiasati kita harus membantu masak atau cuci piring agar kecurigaan itu menjadi cair.Dari situ baru mereka percaya sama kita dan bisa diwawancarai secara terbuka. ” kata Ai.
Meskipun film Eksil mengangkat kisah mahasiswa Indonesia di luar negri (Uni Sovyet) yang tak bisa kembali akibat G30S/PKI, namun Lola mengaku tak bermaksud mengangkat peristiwa G30S/PKI atau politiknya, tetapi lebih dari sisi kemanusiannya.
“Film ini bukan untuk yang mengerti soal operistiwa 1965. Tapi ini untuk generasi saya dan di bawah saya yang tiap tahun dicekoki film G30S/PKI. Itu kayaknya harus tahu dari sisi sebelahnya dan ini yang bicara orangnya langsung yang mereka yang berda di luar negri sebelum peristiwa PKI nggak boleh pulang. Mereka punya cerita yang jujur tentang itu,” jelas Lola.
Hampir dari 10 orang yang berhasil diwawancarai mereka masih mengaku Cinta Indonesia, meskipun beberapa dari mereka sudah beranak pinak disana. Bahkan secara jujur hati mereka tetap rindu pulang ke kampung halaman.
Perjuangan Lola dan tim seakan terbayar ketika film Eksil mendapat penghargaan film dokumenter terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Lola pun berharap film ini bisa disiarkan lebih luas lagi di bioskop.
Film Eksil yang cukup edukatif dan inspiratif ini akan mulai tayang di bioskop XXI mulai tanggal 1 Februari 2024, diantaranya adalah: Plaza Senayan XXI Jakarta, AEON Mall BSD City XXI Tangerang, Mega Bekasi XXI, TSM XXI Bandung, Ciputra World XXI Surabaya, Ringroad Citywalks XXI Medan, Empire XXI Yogyakarta dan Cinepolis Plaza Semanggi, Mall Lippo Cikarang serta Flix Ashta SCBD hingga CGV Aeon Mall Jakarta Grand Cakung (JGC) dan CGV JWalk Jogja./Ib