JCI dan MGI Nilai Ada Kecantikan Dibalik Perbedaan

oleh
oleh
1st Runner Up Miss Grand Indonesia (MGI), Vivi Wijaya.

JAKARTA, VoiceMagz.com – Tak selamanya berbeda itu buruk. Di balik perbedaan juga tersimpan sebuah kecantikan.

Hal inilah yang diungkapkan 1st Runner Up Miss Grand Indonesia (MGI), Vivi Wijaya saat berbicara pada diskusi yang digelar Junior Chamber International (JCI) Indonesia bertema ‘Peace is Possible’ dengan tajuk ‘Peran Pemuda dalam Menjaga Keutuhan dan Kerukunan Kehidupan Bangsa’ di Jakarta, Rabu (5/12).

“Ada kecantikan dalam setiap perbedaan. Kita memang terdiri dari berbagai suku dan ras. Justru diversity in unity ini yang perlu kita kedepankan,” ujar Vivi.

Vivi pun ingin terus mengajak anak-anak muda untuk terus bersatu menjaga perdamaian.

“Kita harus bisa bersatu dalam damai, bersatu dalam kebhinekaan. Misi ini sesuai dengan misinya MGI untuk menyuarakan perdamaian, termasuk dewasa ini lewat media sosial,” ucap Vivi.

Dalam kesempatan itu, Kepala Biro Multimedia, Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Budi Setiawan yang memaparkan bahwa Polri akan terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat, agar peredaran berita hoax yang memecah belah masyarakat dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa tidak terus disebarkan di media sosial.

Beredarnya berita hoax, menurutnya bisa terjadi lantaran banyak hal dan alasan. Salah satu di antaranya adalah keinginan orang untuk diakui dan eksis.

Keinginan itu membuat mereka menyebarkan berita secara cepat tanpa mempelajari kebenaran informasinya terlebih dahulu.

“Menyaring dengan membaca, setelah itu kalau ragu, dipelajari berita itu diproduksi oleh siapa? Sumbernya dari siapa? Tanyakan apakah medianya kredibel? Kalau di media-media tertentu, berita yang belum jelas itu tidak begitu diberitakan. Jadi sebenarnya nggak susah,” paparnya.

Budi pun menambahkan, tak sulit membedakan mana berita hoax atau tidak. Ada tanda-tanda berita hoax, di antaranya dengan adanya ujaran kebencian dan ajakan untuk menyebarkan.

“Ada juga hujatan, titik koma, atau tanda serunya juga aneh-aneh,” ungkap Budi.

Sementara itu, Zulfikar Priyatna selaku National President JCI 2018 pun sependapat dengan apa yang dikatakan Vivi di atas. Ia juga melihat bangsa ini punya kemampuan untuk hidup dalam damai.

“Kita juga punya kemampuan untuk memaafkan dan memahami orang lain dalam perbedaan. Misalnya saja berita-berita yang ada di media sosial. Kita harus bisa saring sebelum sharing. Bayangkan dampaknya bagi orang lain. Dampak berita yang kita sebarkan untuk orang banyak. Sebagai pemuda, kita harus menjaga perdamaian dan keutuhan bangsa,” ujar Zulfikar

Untuk diketahui, JCI merupakan organisasi kepemudaan internasional yang beranggotakan  pemuda dari berbagai macam latar belakang yang berbeda seperti wirausahawan, profesional, dan akademisi.

JCI memiliki visi untuk terlibat dan menjadi wadah bagi berkembangnya pemuda seluruh dunia, dalam rangka menciptakan dunia yang lebih baik.

Dalam menjalankan misinya, JCI berfokus pada 4 area utama; ekonomi, sosial, pengembangan diri, dan hubungan internasional. JCI juga menjadi mitra dan menjalin kerjasama aktif dengan PBB dalam pencapaian target tujuan SDG (Sustainable Development Goal).

Salah satu fokus kegiatan JCI diantaranya mendorong terpeliharanya perdamaian di seluruh dunia. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.