Pernah Senasib, Dua Perusahaan Thailand Ini Tunjukkan Solidaritas Bagi Sulteng

oleh
oleh

JAKARTA, VoiceMaqgz.com – Gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantakkan Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah (Sulteng) pekan lalu menerbitkan solidaritas bagi sesama pihak yang juga pernah merasakan hal yang sama 14 tahun yang lalu.

“Saat tsunami melanda Thailand di 2004, bisnis saya di Phuket juga pernah terkena dampak tsunami. Saya merasakan sekali bagaimana kesulitan dan kesusahan korban. Saat bencana, uang jadi tak dibutuhkan. Para korban tidak bisa membeli apapun,” kenang Direktur PT Jembayan Muarabara dan Sakari, Surachai Sukhahuta saat menyalurkan bantuan bagi korban gempa dan tsunami Sulteng via Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Jakarta, Jumat (5/10).

Hal inilah, lanjut Surachai yang mendasari pihaknya dan PTTEP Indonesia segera bergerak menyalurkan donasi. Terhitung sejak Sabtu (29/9), PT Jembayan Muarabara dan Sakari dan PTTEP Indonesia menyiapkan donasi bagi korban bencana gempa dan tsunami di Sulteng.

“Kami cek ke beberapa instansi yang bisa dipercaya dan punya kemampuan untuk menyalurkan bantuan seceapatnya. Dan BAZNAS akhirnya dipilih karena punya kemampuan di atas,” imbuh General Manager PTTEP Indonesia, Titi Thongjen.

Direktur PT Jembayan Muarabara dan Sakari, Surachai Sukhahuta dan GM PTTEP Indonesia, Titi Thongjen saat menyerahkan bantuan bagi korban gempa dan tsunami Sulteng via BAZNAS.

Dan akhirnya, donasi sebesar Rp500 juta diserahkan kepada BAZNAS dimana masing-masing Rp300 juta dari PTTEP Indonesia dan Rp 200 juta dari PT Jembayan Muarabara dan Sakari.

“Mudah-mudahan hasil kerja sama ini dapat membantu dalam membangun kembali Sulteng, sehingga masyarakat setempat bisa beraktivitas kembali seperti semula,” lanjut Titi.

Ditambahkan Surachai, pihaknya berharap BAZNAS menyalurkan bantuan dalam bentuk barang-barang dan kebutuhan yang saat ini dibutuhkan korban.

Direktur Utama (Dirut) BAZNAS, M. Arifin Purwakananta menyambut baik solidaritas kedua perusahaan negara tetangga ini kepada bencana gempa dan tsunami di Sulteng. Arifin menyebut BAZNAS memiliki program unggulan dalam pengelolaan dana bantuan sosial.

“Kita sudah menyalurkan bantuan hampir senilai Rp8 miliar yang kita aplikasikan pada bantuan kebutuhan pokok, rumah sakit lapangan, hunian sementara dan tempat ibadah darurat,” papar Arifin.

Hingga saat ini, BAZNAS telah menurunkan 19 anggota tim ke Sulteng untuk membantu penanganan para korban. Selain membantu evakuasi, tim juga mendistribusikan kebutuhan dasar pengungsi seperti makanan, selimut, perlengkapan bayi dan terpal.

“Sejak hari pertama gempa terjadi, BAZNAS langsung bergerak mengirimkan tim medis dan rescue untuk menembus Palu melalui perjalanan darat dan udara. Tim logistik juga telah sampai di lokasi dan mendistribusikan bantuan ke berbagai titik pengungsian,” ujar Arifin.

Selain itu, BAZNAS pun mendirikan posko induk di Palu dan beberapa emergency center yang memberikan layanan medis para korban gempa bumi dan tsunami selama 24 jam. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.