Film Dokumenter ‘Suzzanna: The Queen of Black Magic Siap Tayang di Bioskop

oleh
oleh

JAKARTA, VOICEMAGZ.com – Ikon film horor legendaris Indonesia, Suzzanna Martha Frederika van Osch tak hanya jadi legenda di Indonesia. Sepak terjangnya di industri film juga sudah terdengar hingga mancanegara.

Dan kini, film dokumenter ‘Suzzanna: The Queen of Black Magic’ yang mengisahkan perjalanan hidup dan karier Suzzana akan segera diputar di Sitges Film Festival ke-57 di Spanyol pada 12 Oktober 2024. Film arahan sutradara asal Amerika Serikat (AS), David Gregory ini menyoroti kehidupan pribadi dan profesional Suzzanna yang terkenal sebagai ratu horor Indonesia di era 1970-1980an.

Film dokumenter ini digarap dengan sangat detail dan melibatkan sejumlah wawancara eksklusif dari keluarga, teman dekat, dan tokoh-tokoh penting dalam dunia perfilman Indonesia. Beberapa tokoh yang terlibat dalam wawancara termasuk sang suami, Clift Sangra, putrinya Kiki Maria serta pelaku industri film seperti penata rias Dindin Syamsudin, produser legendaris Gope Samtani dan Ram Soraya serta kritikus film Hikmat Darmawan. Tak ketinggalan sutradara Joko Anwar juga turut berbagi pandangannya mengenai warisan Suzzanna dalam perfilman horor Indonesia.

Selain itu, sejumlah akademisi film internasional seperti Quirine van Heeren dan Thomas Barker memberikan pandangan akademis tentang pengaruh Suzzanna di kancah global.

Diproduksi Severin Films, sebuah perusahaan produksi film yang berbasis di Los Angeles, ‘Suzzanna: The Queen of Black Magic’ juga melibatkan kolaborasi kru Indonesia. Lokasi syuting dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Magelang. Salah satu sineas Indonesia, Ekky Imanjaya juga terlibat sebagai co-produser dan turut berkontribusi dalam pengembangan proyek film ini.

Setelah Sitges Film Festival, film dokumenter ini juga akan ditayangkan di Phantasmagoria Horror Film Festival di Inggris pada 13 Oktober 2024.

Menurut Ekky, selain kedua festival bergengsi tersebut, film ini juga sedang dalam proses untuk ditayangkan di berbagai festival film horor dan fantasi di seluruh dunia.

Sebelum tampil di Sitges, film ini berhasil meraih penghargaan Best Documentary Feature Film dalam Hallucinea Film Festival yang diadakan di Paris. Prestasi ini merupakan penghargaan pertama yang diraih oleh film dokumenter Suzzanna, dan menjadi tonggak penting dalam perjalanannya untuk diakui di kancah internasional.

“Kemenangan di Hallucinea adalah kejutan yang sangat menyenangkan. Kami fokus menunggu Sitges, tetapi kemenangan ini menjadi bonus yang luar biasa,” ungkap Ekky.

Salah satu alasan utama mengapa ‘Suzzanna: The Queen of Black Magic’ menarik perhatian adalah karena ini merupakan film dokumenter pertama yang mengangkat sosok Suzzanna dari sudut pandang pembuat film asing.

Menurut Ekky, Suzzanna memang layak mendapatkan pengakuan internasional. Ia juga menekankan pentingnya kehadiran Suzzanna di festival-festival internasional sebagai simbol kebanggaan bagi Indonesia. Apalagi, film-film Suzzanna seperti ‘Ratu Ilmu Hitam’ dan ‘Sundel Bolong’ telah kembali diedarkan di berbagai negara dan laris manis.

“Kita patut bangga karena Suzzanna diakui oleh dunia. Penggemar Suzzanna di luar negeri sangat banyak, film-filmnya di era 80-an sangat diminati di pasar internasional. Sudah waktunya Suzzanna mendapatkan tempat sebagai bagian dari horor dunia,” ucapnya.

Saat ini, ‘Suzzanna: The Queen of Black Magic’ sudah dikonfirmasi akan diputar di tiga festival film internasional, yakni Hallucinea Film Festival, Sitges Film Festival, dan Phantasmagoria Horror Film Festival. Rencana ke depannya, film ini akan terus mengikuti berbagai festival film dunia untuk memperkenalkan sosok Suzzanna kepada penonton internasional yang mungkin belum mengenalnya.

‘Suzzanna: The Queen of Black Magic’ pun tidak hanya menjadi ajang pembuktian bagi Suzzanna sebagai ikon horor, tetapi juga menjadi inspirasi bagi sineas Indonesia untuk terus berkarya dan bersaing di panggung perfilman global. Dengan film ini, Suzzanna tidak hanya menjadi ratu horor Indonesia, tetapi juga legenda horor dunia.

Dengan segala pencapaian dan rencana penayangan yang masih berjalan, Suzzanna tetap menjadi inspirasi bagi banyak generasi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Film ini pun tidak hanya menyajikan perjalanan karier seorang bintang, tetapi juga memperlihatkan betapa besarnya pengaruh sosok Suzzanna dalam mengembangkan genre horor di Indonesia.

Bagi penonton yang tidak sabar menunggu, film dokumenter ini sudah dapat dinikmati melalui DVD boxset “All The Haunts Be Ours: A Compendium Of Folk Horror Vol. 2”, yang memuat 24 film horor dari 18 negara, termasuk film Suzzanna. Trailer resmi dokumenter ini telah dirilis dan bisa disaksikan di kanal YouTube Severin Films / Intervision Picture Corp. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.