JAKARTA, VOICEMAGZ.com – Wolgang Van Halen yang juga merupakan anak dari gitaris band Van Halen, yaitu Eddy Van Halen kembali buka suara soal pandangannya terhadap penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam industri musik. Mantan bassis Van Halen yang kini menjadi frontman Mammoth WVH ini secara blak-blakan menyebut AI generatif sebagai sesuatu yang konyol dan tak berguna.
Dalam wawancaranya bersama stasiun radio Q102 di Springfield, Missouri, Wolfgang tak ragu menyampaikan sikapnya yang skeptis.
“Menurut saya, AI generatif itu konyol. Saya rasa itu bodoh. Saya pikir itu cuma buang-buang waktu,” tegas Wolfgang.
Bagi Wolfgang, AI seharusnya memiliki fungsi yang lebih praktis, bukan untuk berkecimpung di dunia seni. Ia memberi contoh sederhana: “AI seharusnya memasang peredam pada mobil, bukan membuat karya seni untuk kita. Tapi, orang lain mungkin merasa berbeda. Itulah yang saya rasakan. Saya pikir itu bodoh.”
Saat ditanya tentang fenomena label rekaman yang mulai merangkul teknologi AI, Wolfgang mengutarakan kritiknya. Ia menganggapnya keterlaluan dan melihat motif di baliknya adalah semata-mata soal keuntungan finansial.
“Ya, itu keterlaluan. Anda tahu kenapa? Karena itu memungkinkan mereka membayar lebih sedikit orang,” jelasnya.
Menurutnya, para petinggi label hanya melihat bagaimana keuntungan bisa meningkat dengan cara mempekerjakan lebih sedikit orang untuk pekerjaan yang lebih banyak dan biaya yang lebih rendah. Kondisi ini, kata dia, seakan menjadi masalah umum di banyak industri.
“Ini semacam cara setiap industri sayangnya seperti itu pada akhirnya, dan itu menyebalkan,” katanya. “Ini tidak pernah benar-benar tentang apa yang dibuat. Ini tentang seberapa cepat Anda bisa membuatnya dan menyodorkannya kepada orang-orang.”
Pandangannya tentang AI kali ini bukan yang pertama kali disampaikan. Pada Agustus 2023, dalam wawancara dengan Primordial Radio, ia sudah menegaskan bahwa AI tak akan pernah bisa menandingi kreativitas manusia.
“Menurut saya, ketika membantu penciptaan, semacam hal ‘drummer cerdas’ itu (dari Logic), itu bisa membantu,” katanya.
Namun, untuk urusan kreasi orisinal, ia pesimistis. “AI tidak bisa bersaing. Satu-satunya cara ia bisa bersaing adalah dengan menjiplak kombinasi dari semua yang telah kita lakukan. Jadi, tanpa kita, ia tidak bisa ada. Jadi, ketika harus menciptakan hal-hal orisinal, tidak ada peluang sama sekali.”
Wolfgang juga menyinggung tentang kontroversi seputar penggunaan AI oleh Paul McCartney untuk mengekstrak suara John Lennon dari demo lama. Ia melihat banyak orang salah memahami kasus ini.
“Menurut saya, seluruh hal yang keluar dengan Paul McCartney menggunakan AI pada lagu Beatles yang baru ini, semua orang mencoba membuatnya terlihat seperti dia menggunakan AI generatif, membuat John Lennon palsu bernyanyi, padahal bukan itu yang mereka lakukan,” ujarnya.
Wolfgang menjelaskan, McCartney hanya menggunakan AI untuk memisahkan vokal Lennon dari rekaman demo, sebuah aplikasi yang menurutnya bisa sangat membantu. Sayangnya, banyak orang hanya membaca judul berita di media sosial tanpa mencari tahu fakta lebih dalam.
“Mereka menggunakan sebuah alat untuk memisahkan vokalnya dari demo lama. Tapi, tentu saja, tidak ada yang membaca artikelnya; mereka hanya membaca tweet dan marah tanpa menginformasikan diri mereka sendiri. Kejutan besar,” lanjut Wolfgang.
Ia menutup perbincangan dengan sebuah pesan: “AI tidak bisa menggantikan otak dan kreativitas kita. Mereka tidak akan ada tanpa kita. Jadi, satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah mengambil apa yang telah kita lakukan dan mengacaknya.”./Ib.







