JAKARTA, VOICEMAGZ.com – Belum banyak publik yang mengetahui soal psoriasis atau dalam bahasa sehari-hari disebut soriasis, penyakit kulit kronis yang cukup banyak dialami masyarakat.
Salah satunya, dialami aktris Nadila Ernesta. Ia pun tak sungkan membuka kisah perjuangannya menghadapi soriasis sejak remaja,
Nadila merasakan gejala soriasis saat masih duduk di bangku SMP. Awalnya, ia mengira ketombe menjadi penyebab penebalan kulit di area kepala.
“Aku pikir mungkin nggak cocok sama sampo, tapi kok ada penebalan yang semakin banyak dan meluas,” ujar Nadila di C Derma Clinic, Jakarta, Kamis (21/11).
Sebagai remaja, Nadila merasa malu menceritakan kondisinya, bahkan kepada orang terdekat.
“Waktu itu, saya mengira ini cuma ketombe. Jadi jawabannya sederhana, padahal ini jauh lebih serius,” ucapnya.
Seiring bertambahnya usia, bercak merah dan kulit menebal mulai muncul di bagian tubuh lain, ia pun semakin kehilangan kepercayaan diri.
Soriasis memengaruhi banyak aspek kehidupan Nadila, terutama sebagai perempuan muda.
“Aku merasa nggak bisa bebas seperti teman-teman lain. Mereka bisa pakai rok pendek, rambutnya digerai tinggi, sementara aku harus menutupi kekurangan ini,” katanya.
Kondisi ini membuatnya overthinking dan merasa minder, terutama saat ingin tampil dengan make-up atau pakaian tertentu. Nadila pun mulai mencari informasi lebih banyak melalui internet dan berkonsultasi dengan beberapa dokter.
Namun, pengobatan yang tersedia saat itu sering kali menggunakan steroid, yang memberikan efek sementara dan tidak menyelesaikan masalah jangka panjang.
Soriasis Nadila pun mencapai titik terburuk saat ia hamil.
“Semua hormon berubah, dan aku nggak bisa pakai obat apa pun karena khawatir efeknya ke janin. Kondisi kulitku semakin parah, terutama di bagian kaki,” kenangnya.
Setelah melahirkan dua anak, Nadila kembali termotivasi mencari solusi perawatan yang lebih efektif.
Harapan baru datang ketika Nadila iseng-iseng searching di Google soal pengobatan soriasis terdekat, ia menemukan C Derma Clinic di Lotte Shopping Avenue yang tak jauh dari rumahnya di Tebet.
Tanpa ragu, ia pun mendatangi klinik tersebut dan berkonsultasi dengan dokter spesialis disana.
“Aku bilang, ‘Ini penyakitku, tolong bantu’. Dokter langsung menjelaskan terapi yang cocok,” cerita Nadila.
Hasilnya pun memuaskan. Dalam beberapa minggu saja, kulitnya membaik. Terapi yang menggunakan teknologi modern dan pendekatan holistik membantu Nadia mengontrol soriasis, meskipun penyakit ini tidak sepenuhnya bisa disembuhkan.
Nadia menegaskan pentingnya berdamai dengan penyakit ini dan bersikap positif dalam menghadapinya.
“Kalau pikiranku positif, kondisi kulitku juga lebih baik. Tapi kalau aku stres, gejala soriasis langsung muncul lagi,” jelasnya.
Ia juga mendorong siapa saja yang mengalami kondisi serupa untuk tidak ragu mencari bantuan profesional.
Terkait soriasis, penyakit autoimun yang menyerang kulit ini kerap menjadi tantangan medis yang kompleks. Namun, kemajuan teknologi dan perawatan modern kini menawarkan harapan baru bagi penderita psoriasis, salah satunya melalui perawatan di C Derma Clinic.
Dijelaskan dr. Maria Vianney Sansan, Sp.D.V.E, FINSDV, dokter spesialis dermatovenereologi dan estetika di C Derma mengungkapkan, soriasis dapat diatasi dengan pendekatan kombinasi, termasuk penggunaan obat oles, obat oral, dan terapi sinar seperti Laser Excimer 308 nm dan Pulsed Dye Laser.
“Terapi Laser Excimer 308 nm mampu menghantarkan sinar UVB dengan panjang gelombang 308 nm secara presisi ke area kulit yang terkena psoriasis. Teknik ini efektif untuk mengurangi inflamasi, memperbaiki kemerahan, mengurangi rasa gatal, mempercepat penyembuhan psoriasis,” jelas dr Maria.
Selanjutnya, terapi Pulsed Dye Laser 595 nm digunakan mengatasi psoriasis tipe plak dan psoriasis pada kuku.
Dr. Maria menekankan bahwa teknologi ini terbukti aman dan efektif untuk mengurangi gejala psoriasis, termasuk pada area sulit seperti kuku.
Untuk pasien dengan psoriasis tingkat sedang hingga berat, C Derma juga menawarkan Terapi Agen Biologis. Terapi ini bekerja dengan menghambat jalur sistem imun yang memicu peradangan pada psoriasis, memberikan kontrol yang lebih baik terhadap gejala.
“Pendekatan yang terintegrasi ini memungkinkan kami membantu pasien mengendalikan psoriasis secara lebih efektif,” tambah dr. Maria.
Dengan dukungan teknologi modern dan tenaga medis berpengalaman, C Derma Clinic terus berupaya memberikan perawatan terbaik bagi penderita psoriasis.
“Perawatan disini tidak hanya fokus pada mengurangi gejala tetapi juga membantu pasien meningkatkan kualitas hidup,” pungkas dr Maria.
Dari kisah Nadila Ernesta tadi juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bahwa dengan perawatan yang tepat dan semangat juang, penderita soriasis bisa tetap menjalani hidup dengan penuh percaya diri. (NVR)