JAKARTA, VoiceMagz.com – Era digital saat ini sudah sangat jauh berimbas pada dunia musik. Efek digitalisasi di dunia musik salah satunya mampu memangkas waktu seseorang dalam mengasah kemampuan bermusiknya.
“Tapi, efek positifnya, digitalisasi mampu memacu inovasi-inovasi anak-anak muda, seperti juga para siswa kami di Yayasan Perguruan Cikini (YPC),” ujar Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) YPC, Susiyanto usai ‘Konser Musik Cikini Klasika 2018’ di Jakarta, Selasa (20/11).
Susiyanto tak mengelak jika digitalisasi memangkas waktu seseorang dalam mempelajari musik. Tapi ditegaskannya, dalam bermusik ada jiwa dan rasa yang ikut bermain di dalamnya.
“Dalam bermusik kan ada pembuatan aransmen. Di aransemen itu ada rasa dan jiwa. Nah..teknologi digital tidak akan bisa menggantikan rasa. Intinya digitalisasi hanya alat saja, tapi rasa dan jiwa yang menentukan apakah musik itu bisa diterima di ruang dengar,” papar Susiyanto.
Bicara soal ‘Konser Musik Cikini Klasika 2018’, Susiyanto menyebut ajang yang memasuki gelaran ke 29 ini adalah bagian dari program YPC guna melestarikan dan mengedukasi sebagai upaya pembentukan karakter.
Ajang ini melibatkan ratusan siswa perguruan Cikini dari berbagai tingkatan, alumni dan pengajar di YPC .
Tercatat, ada kelompok Percik Children Choir, Orkes Junior dan Senior serta SMM Choir yang dikonduktori Hari Poerwanto ikut serta dalam konser ini.
Menariknya, lantaran konser ini bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagai penutup konser, Orkes Senior dan SMM Choir membawakan lagu ‘Ya Maulana’ yang populer dibawakan grup Sabian Gambus dalam bentuk orkestra.
“13 Januari 2019 nanti kita akan gelar konser ‘Tribute to H Mutahar. Beliau adalah pakar kepanduan yang jadi cikal bakal Pramuka. Ia banyak menciptakan lagu-lagu Pramuka yang punya semangat. Inilah yang mendasari kami menggelar konser ini,” pungkas Susiyanto. (NVR)
