JAKARTA, AKURATNEWS.co – Salah satu band legendaris Indonesia, KLA Project serasa ingin membuktikan statusnya sebagai band evergreen lewat konser megah bertajuk ‘Aeternitas’.
Digelarr di Jakarta pada 25 Oktober 2024, konser tersebut bukan hanya sekadar perayaan perjalanan panjang mereka, tetapi juga menjadi bukti bahwa musik KLA Project tetap relevan dan menginspirasi lintas generasi.
Konser ‘Aeternitas’, yang diambil dari bahasa Latin yang berarti ‘keabadian’ menegaskan bahwa karya-karya KLA Project akan terus hidup melampaui jaman. Dalam durasi lebih dari tiga jam, KLA Project membawa penggemarnya dalam perjalanan nostalgia, menyajikan lagu-lagu ikonik seperti ‘Yogyakarta’, ‘Tak Bisa ke Lain Hati’, hingga ‘Tentang Kita’.
Namun, lebih dari itu, konser ini juga menghadirkan aransemen baru yang menyegarkan, menandakan bahwa band ini tidak berhenti berinovasi meski telah berkarya lebih dari tiga dekade.
Vokalis KLA Project, Katon Bagaskara memberikan pandangan mendalam tentang makna konser tersebut. Menurutnya, ‘Aeternitas’ bukan hanya sekadar tontonan musik, tetapi juga bentuk perayaan atas perjalanan seni mereka yang penuh tantangan dan kreativitas.
“Bukan ini melulu soal tontonan. Kami sebagai seniman terus berupaya untuk bergairah dan berkarya. Bentuk karya kami seperti ini adalah upaya melestarikan seni. Konsep yang kami sampaikan mudah-mudahan bisa ditangkap penonton, bahwa ini bukan hanya tentang musik atau visual.,” ungkap Katon di Jakarta, Selasa (10/9).
Katon menambahkan, konser ini tidak hanya sekadar menyuguhkan lagu-lagu hits, tetapi juga menyampaikan narasi visual yang mendalam.
“KLA Project selalu berusaha menempatkan sebuah konsep dalam setiap pertunjukan. Kami ingin merayakan musik bersama-sama, dan berharap ada eksperien tertentu yang dirasakan penonton,” tambahnya.
Dalam konser ini, KLA Project juga menunjukkan kemampuan mereka untuk menjembatani berbagai generasi penggemar. Generasi yang tumbuh besar dengan lagu-lagu hits KLA Project seperti ‘Yogyakarta’ dan ‘Menjemput Impian’ hadir bersama dengan generasi muda yang baru mulai mengenal karya mereka. Ini membuktikan bahwa lagu-lagu KLA Project tetap relevan dan dapat dinikmati oleh berbagai lapisan usia.
Aeternitas, yang berarti ‘keabadian’ memang bukan sekadar nama. Bagi KLA Project, konser ini adalah upaya nyata untuk melanggengkan karya mereka, agar terus hidup dan diingat generasi mendatang serta pelestarian karya seni, terutama lagu-lagu yang sudah menjadi bagian dari sejarah musik Indonesia.
“Ini bukan melulu soal pasar, ini soal bagaimana kita melestarikan karya agar tetap abadi, seperti tagline Aeternitas. Kami percaya bahwa kelestarian bukan sesuatu yang bisa dibiarkan begitu saja, tetapi harus diupayakan. Jika tidak ada usaha, maka semuanya akan hilang dengan sendirinya. Oleh karena itu, konser ini tidak hanya perayaan, tetapi juga bagian dari upaya kami untuk melestarikan karya-karya kami,” ujar keyboardis KLA, Adi Adrian.
Adi juga menekankan pentingnya dokumentasi dalam setiap karya yang dihasilkan.
“Tentu, dokumentasi yang baik sangat penting. Tapi lebih dari itu, kami ingin setiap penonton memiliki kesan yang mendalam. Kami ingin mereka ingat konser ini bukan hanya sebagai tontonan, tapi sebagai pengalaman yang akan terus dikenang,” tambahnya.
Meskipun tidak selalu tampil di panggung-panggung besar seperti band-band lain, KLA Project tetap aktif berkarya. Sang gitaris, Lilo menyebut, meski mereka tidak agresif tampil di berbagai acara, karya-karya mereka tetap memiliki tempat di hati para penggemarnya.
“Kami memang tidak seperti band-band lain yang sering tampil di pentas-pentas besar atau acara sekolah. Bukan karena tidak mau, tetapi kami lebih memilih acara yang sesuai dengan penggemar kami. Banyak yang menyangka kami tidak aktif, padahal kenyataannya, kami terus berkarya dan terus tampil di berbagai acara, meski skalanya lebih kecil,” ujar Lilo.
Ia juga menambahkan, selama 36 tahun berkarir, KLA Project telah mengalami banyak perubahan, baik dalam hal anggota maupun ide kreatif.
“Setiap tahun kami selalu memberikan sesuatu yang berbeda. Meskipun penontonnya tidak seperti dulu yang aktif di media sosial, kami tahu mereka tetap setia. Ini terbukti dari konser-konser kami, di mana penonton selalu bertahan sampai akhir tanpa ada yang meninggalkan tempat,” ucap Lilo.
Selama lebih dari 30 tahun, KLA Project telah menunjukkan ketahanan mereka di industri musik yang dinamis. Mereka tetap relevan di tengah perubahan teknologi, dari era kaset hingga streaming digital. Lirik puitis karya Katon Bagaskara, aransemen musik yang mendalam, dan perpaduan antara melodi serta harmoni khas KLA Project, terus menarik pendengar dari masa ke masa.
Dengan segala pencapaian dan kontribusi mereka dalam dunia musik Indonesia, KLA Project pun kini sudah selayaknya diakui sebagai band evergreen. Mereka tidak hanya menjadi legenda yang hidup, tetapi juga terus menciptakan karya baru yang relevan dan memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya. Band ini telah melampaui batas waktu, dan musik mereka akan terus hidup dalam ingatan serta hati para penggemarnya.
Setelah konser Aeternitas, KLA Project berencana merilis album baru pada akhir tahun ini, yang tentunya akan mempersembahkan nuansa segar bagi para penggemar setianya. Ini menjadi bukti bahwa perjalanan KLA Project masih panjang dan penuh dengan karya-karya baru yang siap mengguncang dunia musik Indonesia.
KLA Project pun contoh nyata bagaimana musik, kreativitas, dan dedikasi terhadap seni dapat membuat sebuah band bertahan dalam waktu yang sangat lama. Dan kini, setelah lebih dari tiga dekade berkarya, mereka telah mengukuhkan diri sebagai band evergreen Indonesia, yang tidak akan pernah lekang waktu.
Jadi sudahlah.. KLA Project menjadi band evergreen Indonesia saja.(NVR)