JAKARTA, VOICEMAGZ.com – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan apresiasi dan pandangannya mengenai perkembangan industri film lokal, serta dukungan pemerintah untuk memajukan sektor ini.
Menurut Fadli Zon, sektor perfilman memiliki peluang besar dalam industri kreatif bagi Indonesia dan kancah internasional.
“Saya mendengar dari waktu ke waktu film Indonesia semakin banyak pemirsa, dan semakin tinggi apresiasinya. Tentu saya mengapresiasi insan perfilman yang menggerakkan semua itu,” ujar Fadli Zon di acara diskusi Ngopi Pagi di Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Senin (4/11/2024).
Dijelaskannya, industri perfilman Indonesia menunjukkan progresivitas, terlihat dari jumlah penonton film lokal yang terus meningkat hingga mencapai 61 juta lebih hingga September 2024 berdasarkan data Badan Perfilman Indonesia.
Kendati begitu, dengan beragamnya kebudayaan di Indonesia, Fadli Zon berharap para sineas bisa lebih dalam untuk mengeksplorasi peluang tersebut.
Salah satunya dari segi narasi dan pendekatan visual yang diejawantahkan ke berbagai bentuk film, baik dokumenter, serial, atau feature.
“Sebagai penikmat film, mungkin yang perlu diperkuat di industri perfilman kita adalah bagaimana cerita dan skenarionya dikemas. Kalau dari segi penyutradaraan dan produser sudah sangat mumpuni,” jelasnya.
Seiring meningkatnya antusiasme masyarakat, Fadli Zon berharap industri perfilman bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sekaligus memanfaatkannya sebagai produk diplomasi budaya.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memfasilitasi para sineas dalam mengaktualisasikan gagasan tersebut.
Ke depannya, Fadli Zon berharap film-film karya sineas lokal bisa memenangkan ajang bergengsi di dunia sehingga industri ini bisa lebih ekspansif.
“Saya melihat ini adalah tantangan ke depan untuk menghasilkan satu tingkat estetika yang tinggi dari dunia perfilman, bahkan penghargaan-penghargaan di kancah internasional,” lanjutnya.
Ia pun menambahkan bahwa potensi cerita dari nusantara, termasuk cerita-cerita fiksi-kreatif dan yang mengandung nilai-nilai budaya, perlu lebih dieksplorasi.
“Ke depan, kita berharap film Indonesia bisa mendapatkan penghargaan seperti Academy Awards, karena kita memiliki kekayaan cerita dan imajinasi yang kuat,” kata Fadli Zon.
Sementara Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang mendampingi Fadli Zon mengatakan, pentingnya distribusi film yang lebih merata ke berbagai daerah di tanah air.
Selain itu, terkait adanya sejumlah film sineas yang dibajak, pihaknya juga akan berkomunikasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk segera diberantas.
“Terkait layar bioskop, jumlahnya memang masih kurang, Kita di pemerintah sebagai fasilitator, juga sedang menjajaki itu dan mencari solusinya. Kalau sudah tahu jumlah ideal dan kurangnya berapa kita bisa cari investor, dan yang lain untuk menambah,” kata Giring.
Dalam kesempatan itu, turut dihadiri sejumlah insan perfilman Indonesia, antara lain Hanung Bramantyo, Evry Joe, Gandhi Fernando, Alicia Djohar (Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia), Djonny Syafruddin (Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia), dan lainnya.
Evry Joe mengatakan, perfilman Indonesia harus mandiri di dalam negeri. Ia juga bangga dengan gebrakan yang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan yang dipimpin Fadli Zon.
“Ini gebrakan yang baru dengan mengumpulkan semua asosiasi dan stakeholder perfilman untuk diskusi sambil ngopi bareng dan kalau bisa ini harus terus dilaksanakan,” katanya.
“Di sini keluhan keluhan dari insan film itu tercapai. Dan selama ini nggak pernah tercapai, kita insan film punya keluhan seperti layar film yang kurang, jadwal film yang susah dan banyak lagi jadi disini peran pemerintah itu penting harus hadir,” lanjut Evry.
Evry Joe yang dikenal sebagai produser dan aktor ini, berharap – terkait ekosistem perfilman di Indonesia – pemerintah bisa mengelola ini semua dengan baik.
“Ini ada era yang baru bahwa di kepemimpinan Bapak Prabowo ada Kementerian Kebudayaan yang konsen bisa memikirkan seni dan budaya serta film di Indonesia,” kata Evry./Din.