Voicemagz.com- Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Pelari membagikan royalti digital kepada sejumlah pencipta lagu dan hak terkait. Pembagian royalti digital ini, sebagaimana dikatakan Ketua LMK Pelari Sandec Sahetapy diberikan ke sejumlah pencipta lagu, yang lagunya diputar di sejumlah platform digital seperti Youtube, Spotify dan beberapa nama lainnya.
“Padahal menjadi rahasia umum selama ini, pembagian Hak Ekonomi Royalti Digital ditutuptutupi, atau tranparansinya sengaja digelapkan. Tapi itu tidak berlaku untuk LMK Pelari,” kata Sandec Sahetapy di kantor LMK Pelari di Tulodong Atas No. 10, Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Sandec Sahetapy menambahkan, pada bulan Oktober 2022, nanti akan kembali dibagikan pembagian royalti, khususnya royalti offline kepada para pencipta lagu dan hak terkait.
Penerima terbesar royalti digital untuk tengah tahun ini, diberikan kepada Tito Soemarsono, dengan nominal sebesar 33 jutaan rupiah, Zahir C Lubis Almarhum 5 jutaan, alm Tigor Marpaung diwakili istrinya sebesar 4 jutaan, Wahyu S 2,400.000, Dino Sidin, 450.000,- Rudi Rampengan 390.000,- dan John Dayat.
“Ini bukti nyata revolusi transparansi musik sedang kita jalankan. Akhir tahun akan ada pendistribusian secara offline kepada anggota LMK Pelari. Ini adalah kerja cepat, nyata, dan penuh keterbukaan LMK Pelari,” imbuh Sandec Sahetapy sembari mengutip petilan lagu Tito Sumarsono yang membuatnya terus bersemangat melakukan yang terbaik untuk anggota LMK Pelari; “Kejarlah waktu dengan kebaikan, di sisa umur yang telah ditentukan”.
Yessy Kurniawan mantan Komisioner LMKN dan Calon Komisioner LMKN jilid 3, mengatakan, pembagian royalti digital ini membanggakan dirinya.
“Happy dan bangga banget melihat Pelari melakukan percepatan distribusi digital dan offline. Semangat ini harus kita besarkan, karena susah untuk mengubah apa yang sudah ada. Ini yang harus terus kita lakukan. Bukan besaran jumlahnya, tapi pendistribusiannya,” katanya.
Senada dikatakan Tito Sumarsono sambil berharap keterbukaan di LMK Pelari terus dipertahankan, dengan bergandengan dengan azas keadilan.
“Saya berharap, kalau saya nanti duduk mewakili komposer sebagai Komisioner di LMKN, akan dapat merealisasikan dan mendobrak tatanan yang ada, demi mendapatkan hasil yang paling benar,” kata Tito Sumarsono sembari berharap para pencipta lagu untuk terus berkarya.
“Karena di dunia digital perlombaannya sangat sulit. Dan yang kita lakukan, demi kemajuan para pencipta lagu dan hak terkait itu sendiri,” imbuh dia.
Harwantiningrum, istri mendiang Franky Sahilatua memberikan pujian kepada langkah yang dilakukan Sandec Sahetapy dan LMK Pelari. Menurut dia, kemuliaan seperti ini harus terus dilakukan, dan disebarkan.
“Dengan banyak bukti, dari nama Tito Sumarsono hingga Fariz RM, ini membuktikan dari awal pendirian LMK Pelari, sudah betul-betul terlaksana, dan sudah terealisasikan dengan baik. Meski banyak yang kontra juga. Kita berharap, dengan adanya nama Tito Sumarsono di komisioner LMKN nanti, harapannya makin bertaji,” katanya.
Ucapan terima kasih juga dikemukakan Rose Simanjuntak, istri
Tigor Marpaung. “Saya bersyukur kepada Tuhan. Selama ini saya berpikir tidak akan dapat apa-apa lagi . Untuk itu terima kasih untuk (LMK) Pelari. Yang terus berlari memperjuangkan nasib para pencipta lagu. Meski suami saya sudah sembilan tahun meninggal,” katanya.
Wahyu S sebagai pencipta lagu juga mengakui sejak bergabung dengan LMK Pelari merasa dimanusiakan dan dimuliakan. “Sulit mencari tandingan Pelari, tanpa mengecilkan nama LMK yang lain. Saya baru masuk, tapi sudah dua kali menerima royalti. Buat saya Ketua Pelari luar biasa,” katanya.
Atas sanjung puji itu, Dahuri, Penasehat LMK Pelari mengatakan, apa yang dilakukan LMK Pelari adalah sebentuk kewajaran. “Apa yang bisa diharapkan dari LMK Pelari? Dari awal kita membangun dengan nilai nilai transparansi. Data dari mana uang itu masuk, tercatat semua. Ke depan, kita akan terus meningkatkan pendapatan seniman, pencipta lagu dan hak terkait. Meski yang belum terjangkau oleh LMK dan LMKN masih banyak,” katanya.
Transparansi.
Sebelumnya, Yohannes P. Siburian, SH, Ketua Bidang Hukum Pelari Nusantara, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pusat Bantuan Hukum Perhimpunan Advokat Indonesia (PBH PERADI) Jakarta Selatan, sangat mengapresiasi kinerja Ketua Pelari Nusantara, Sandec Sahetapy.
“Bahkan lebih dari itu, kalau saya menyebutkan sebagai terobosan baru bagi LMK memberikan kesejahteraan bagi Para Pencipta Lagu, khususnya yang ada di Pelari Nusantara, bahkan mungkin bagi seluruh Pencipta Lagu yang ada di Indonesia,” katanya.
Setelah Pelari Nusantara ditinggal pergi almarhum Fritz Aritonang, imbuh dia, Pelari Nusantara menunjuk Sandec Sahetapy sebagai Ketua Umum, didampingi Awaluddin Sinaga, SH, MH sebagai Sekretaris dan Chika sebagai Bendahara.
Di bawah kendali Sandec Sahetapy, LMK Pelari terus melakukan perubahan secara cepat, selaras dengan namanya, Pelari Nusantara. Yang berlari cepat membuat terobosan.
“Sandec Sahetapy terobosannya sangat luar biasa. Belum setahun menerima izin operasional, dia telah memberikan unclaim royalti kepada Para Pencipta Lagu. Antara lain kepada Fariz RM dan Keenan Nasution, yang selama ini tidak bergabung kepada LMK manapun. Dan kini telah bergabung dengan Pelari Nusantara, dan telah menerima unclaim royalti,” imbuh Yohanes.
Dalam catatan pembagian royalti oleh LMK Pelari, Sandec Sahetapy juga sangat pedulinya dengan kesejahteraan Para Pencipta Lagu. Dibuktikan dengan telah bekerja sama dengan pihak bank/lembaga asuransi, untuk memberikan asuransi kepada anggota Pelari Nusantara.
Yang telah diberikan kepada seluruh Anggota Pelari Nusantara, yang penyerahan asuransi diwakili Fariz RM, Tito Sumarsono, John Paul Ivan, Rudi Rampengan, Harwantiningrum, dan beberapa lainnya, yang diberikan pada saat Halal Bihalal Pelari Nusantara, Tanggal 1 Juni 2022, di Hard Rock Cafe.
“Menurut saya sebagai Ketua Bidang Hukum Pelari Nusantara, hanya satu kunci kekuatan yang diberikan Sandec Sahetapy, yakni tranparansi. Transparansi atau Keterbukaan inilah yang membuat perubahan yang sangat dahsyat, khususnya bagi Para Pencipta Lagu di Indonesia. Meski transparansi yang dibuat Sandec Sahetapy, mungkin akan mengganggu sebagian orang yang alergi dengan keterbukaan,” kata Yohannes lagi.
Yohannes berharap Sandec Sahetapy akan terus memberikan kejutan-kejutan baru dalam dunia royalti, dan dunia musik khususnya.