Meskipun usianya baru 13 tahun, namun penampilan drummer belia asal Papua Rian Dani membuat terperangah para penonton yang hadir memadati mini stge Rolling Stone café diacara “Indonesian Rock Collaboration#1.
Berkolaborasi dengan para seniornya yaitu Eet Sjahranie, Ekki Soekarno, Trison Roxx, Doddy Katamsi dan Hendra edane Rian menunjukkan kebolehannya dalam menggebuk drum dengan teknik yang sempurna.
Dalam konser yang berdurasi kurang lebih satu setengah jam tersebut Rian mengawali penampilannya dengan memainkan 2 lagu (minus one) dari band kesukaanya yaitu Dream Theatre berjudul “On The Back of Angel dan Metropolis part 1”. Tak pelak para hadirin yang memadati Rolling Stone dibuat terbengong-bengong melihat aksi Rian yang mengeluarkan seluruh skillnya dengan sempurna. Tidak hanya teknik pukulan yang bagus, tetapi juga power kedua kaki dan tangganya yang powerfull.
Kemampuan pemilik nama lengkap Rian Dani Mandala Putra Johan yang membuat kagum para penonton di Rolling Stone tidak berhenti disitu, tetapi terus berlanjut saat Rian tampil dalam format band berkolaorasi dengan Eet Sjahranie , Ekki Soekarno, Trison, Doddy Katamsi dan Hendra. Dalam kolaborasi tersebut menampilkan 8 lagu rock dan hevy metal dengan mengusung lagu lagu dari Van Halen (Meanstreet dan Don’t Tel Me), kemudian disusul dengan lagu lagu seperti; Zep 170volt, dan Goblog (edane), Drag The waters dan A New Levels (Pantera), Rock n Roll (Led Zeppelin) dan ditutup dengan sebuah lagu hits dari edane berjudul “ Kau manis Kau Iblis”.
Saling Memuji
“Tak bias dipungkiri bahwa saya merasa senang dan bangga bisa berkolaborasi dalam satu panggung dengan Om Eet, Om, Trison, Om, Ekki, Om Hendra dan Om Doddy, mereka senior saya sekaligus idola saya. Mereka semua orang hebat di instrument masing-masing. Selain itu namanya sudah sangat terkenal. Mereka semua menginspirasai saya untuk terus bermain musik, suatu saat nanti saya ingin seperti mereka”, ungkap Rian saat ditemui usai show.
Dalam kesempatan yang sama Eet Sjahrani juga menuturkan “Ada perasaan yang beda, main bareng Rian di posisi drum nggak seperti main dengan anak usia 13 atau 14 tahun, “He’s just like a pro”. Saya salut dengan kemampuan dia. Makanya sangat layak dia ada di event Indonesian rock Collaboration ini. Salut buat Rian.
Tak kalah dengan Eet Sjahranie , Ekki Soekarno juga meluncurkan pujiannya, “Rian yang lahir di Papua ini energinya luar biasa, meski usianya baru 13 tahun tetapi mampu berekspresi secara optimal dengan alat musik drum dengan rythem dan pukulan yang sangat dinamis sesuai dengan karakter genre music rock yang dimainkannya. Istimewanya lagi, dia berasal dari Papua, kalau muncul pemain drum dari Jakarta, bandung atau Surabaya munglin hal biasa. Ketika saya berusia 13 belum punya kemampuan seperti Rian ini”, Ungkap Ekki.
Penonton Berasa Ada Yang Kurang
Meskipun konser Indonesian Rock Collaboration (IRC) yang yang dibuka oleh Seven Years Later secara total berdurasi kurang leih 1 jam 45 menit, namun para penonton seakan masih berasa kurang. Hal itu terbukti ketika Rian, Eet, Trison, Doddy, Ekki dan Hendra menyudahi konsernya dengan lagu Kau Manis Kau Ilis milik edane, mereka seakan masih menyisakan rasa kecewa dan tak percaya kalau konser telah usai.
Walaupun konser sudah usai, namun para penonton tidak langsung beranjak pergi meninggalkan lokasi, tetapi mereka masih tetap berada ditempat dengan wajah puas campur kecewa. Puasnya karena mereka mendapat suguhan tontonan yang sangat bagus. Sedang kecewanya tontonan tersebut terlalu cepat berakhir, sementara mereka masih dalam kondisi onfire.
Apa hendak dikata, waktu memang tidak memungkinkan untuk menggelar konser lebih jauh, ketentuan waktu yang telah disepakatai manajemen Putra Mandala Production deng pihak Rolling Stone memang cuma sampai disitu, jadi segalanya harus disudahi. Kendati demikian pihak manajemen Putra Mandala yang diwakili Irish Riswoyo berjanji dikemudian hari akan menyajikan tontonan dengan waktu yang lebih panjang, dan materi yang tak kalah seru.| Irish
Sekilas Tentang Rian
Pengagum Mike Portnoy ( Dream Theatre ) ini mengaku mulai mengenal dan tertarik mempelajari instrument drum sejak usia 5 tahun. Kemudian ia belajar secara otodidak. Namun atas usaha dan keseriusannya ia mampu bermain seperti sekarang ini.
.Prestasi yang diraih Rian pun dibilang cukup lumayan, sejak SD Rian sudah menyabet banyak penghargaan. Diantaranya adalah sebagai “The Best Drummer” tingkat daerah maupun tingkat nasional. Dunia Rekamanpun bukan hal baru baginya, sebelum membentuk The Trigger bersama Ega Liong, Rian juga sempat memiliki band yaitu, Racer Band & Ovarium. Saat ini juga aktif sebagai drummerdi band Kritik.