JAKARTA, VoiceMagz.com – Memasuki hari ketiga pasca gempa gempa bumi 7 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), penanganan darurat diintensifkan. Jumlah personil, bantuan logistik, alat berat, dan distribusi bantuan ditingkatkan.
Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi dan penyisiran terhadap korban yang masih tertimbun bangunan yang roboh. Evakuasi mengerahkan 14 alat berat, 4 anjing pelacak dan personil gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan.
Sebagai bagian dari upaya tanggap bencana yang menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengakibatkan 131 orang korban meninggal dunia dan 1.477 orang luka berat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mendirikan Rumah Sakit (RS) Lapangan.
RS Lapangan ini dibangun di Desa Sanggar Sari, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB pada Minggu (5/8). RS ini dibangun menggunakan tenda dari BNPB sambil menunggu tenda milik tim BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) datang.
Untuk membangun RS Lapangan ini, BAZNAS mengerahkan enam dokter dan tujuh orang perawat serta belasan tenaga rescue untuk membantu masyarakat mendapatkan perawatan medis. BAZNAS juga akan mendirikan tenda pengungsi lengkap dengan dapur umum.
Lokasi di Desa Sanggar Sari, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara dipilih lantaran berada di area perbukitan yang jauh dari Posko Induk. Di lokasi ini hampir seluruh rumah mangalami kerusakan.
“Pos BTB dan RS Lapangan berdiri di daerah tersebut agar mudah menjangkau dan terjangkau bagi masyarakat terdampak. Kami coba mengambil peran penting sebagai lembaga Pemerintah non struktural untuk pelayanan kebencanaan dalam bentuk RS Lapangan,” kata Anggota BAZNAS, Emmy Hamidiyah di Jakarta, Rabu (8/8).
Kepala Divisi Pendistribusian BAZNAS sekaligus Komandan Aksi BAZNAS untuk Gempa Bumi di Lombok mengatakan, Tim BTB terus merespon kebutuhan para pengungsi. Berdasarkan pengalaman dalam menanggani krisis akibat bencana, kekurangan fasilitas kesehatan dan kerusakan fasilitas kesehatan yang terjadi sering menganggu pelayanan kesehatan.
“Kami berharap pembentukan RS Lapangan merupakan bentuk nyata dalam penanggulangan kebencaan untuk menjamin kesehatan kebencanaan,” katanya.
RS Lapangan lainnya juga sudah beroperasi melayani masyarakat di Sembalun di Lombok Timur yaitu RS Batalyon Kesehatan 1. Lalu di Lombok Utara dua RS Lapangan yakni RS Yonkes 2 juga telah dibangun oleh Marinir dan Kostrad.
Selain BAZNAS, Layanan kesehatan juga dilakukan Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Dinas Kesehatan dan relawan lainnya. Kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso milik TNI sudah sandar di Lombok Utara pada Selasa (7/8) dan langsung melayani pasien korban gempa. Kapal RS Apung Prabu Airlangga juga sedang dalam perjalanan ke Lombok Utara.
Sementara itu, jumlah pengungsi menurut data sementara 156.003 orang yang tersebar di Lombok Utara 55.390 orang, Lombok Timur 29.195 orang, Lombok Barat 39.599 orang dan Kota Mataram 31.819 orang. Diperkirakan data pengungsi akan bertambah mengingat belum semua pengungsi terdata dengan baik.
Logistik juga terus didistribusikan. 100 ton beras telah dikeluarkan dari Depo Logistik oleh Dinas Sosial dan BPBD NTB. Distribusi bantuan mengerahkan relawan-relawan dengan kendaraan untuk menyalurkan ke daerah-daerah yang terisolir dan belum menerima bantuan. Lebih dari 200 kendaraan mengangkut logistik kebutuhan dasar pengungsi seperti permakanan, air mineral, selimut, tikar, pakaian dan sebagainya telah disalurkan dari Gudang BPBD NTB pada Rabu (8/8).
Sedangkan proses evakuasi korban juga terus dilakukan. Basarnas Bersama TNI, Polri, dan relawan SAR melanjutkan evakuasi korban tertimpa bangunan roboh, antara lain di Masjid Jabbal Nur di Dusun Lading-lading, Desa Tanjung Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Puskesmas Tanjung di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Masjid Jamiul Jamaah di Desa Bangsal Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara, dan daerah lainnya.
Perbaikan listrik juga terus dilakukan oleh 13 Tim PLN. Listrik sudah menyala di Kecamatan Tanjung, Lombok Utara. Perbaikan listrik di sepanjang daerah Tanjung menuju Pemenang Lombok Utara berlangsung selama 2-3 hari. Pembuatan sumur bor, sanitasi dan MCK terus dilakukan Kementerian PU Pera.
Hingga hari ini tercata 332 gempa susulan masih berlangsung hingga pukul 16.00 WITA. Dari 332 kali gempa tersebut terdapat 17 gempa yang dirasakan dengan kekuatan 3-5,6 SR. BNPB menyebut hal tersebut adalah alamiah karena setelah terjadi gempa besar maka akan diikuti gempa susulan dengan kekuatan yang kecil. (NVR)