JAKARTA, VoiceMagz.com – Selain sukses mementaskan Konser penutup Vinculos 2018, acara ini juga menampilkan sebuah hal yang berbeda dengan konser-konser serupa yang pernah di gelar di Indonesia.
Di konser ini, lagu dari periode Proto Melayu atau Melayu lama yang nyaris tak pernah terdengar lagi, diperdengarkan oleh Orquesta De Camara De Siero (Ocas/Siero Chambers Orchestra) bersama Riau Rhythm Chambers.
“Ada dua fase yang kami sepakati dimainkan saat berkolaborasi dengan Ocas. Proto Melayu itu diwakili ‘Sound of Suvarnadvipa’. Sementara Deutro Melayu (Melayu baru) yang dimulai saat Islam mulai masuk ke Sumatera kami angkat melalui lagu ‘Satelite of Zapin’,” ujar konduktor Riau Rhythm Chambers, Rino Dezapaty di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (20/8).
Tantangan terbesar dalam memainkan musik ini terletak karena musik etnik memiliki standar tuning yang berbeda dengan musik klasik. Cello Melayu dimainkan dengan tuning 440 hartz sementara cello khas Spanyol biasa dimainkan di tuning 442 hartz. Adapun calempong dimainkan dengan hati.
“Hasilnya, spektrum bunyi yang luar biasa karena saling menghormati,” ujarnya.
Direktur sekaligus konduktor musik orkestra Ocas, Manuel Angel Paz Vasquez usai konser menjelaskan, pihaknya juga membawakan penampilan musik dengan perpaduan musik Jazz, Flamingo dan orkestra. Tarian Flamingo beberapa kali dibawakan oleh Angela Lopez.
Selain lagu ‘Sound of Suvarnadvipa’ dan ‘Satelite of Zapin’, Riau Rhythm Chambers juga menampilkan empat lagu lainnya yakni ‘Lukah Gila’, ‘Pencalang’, ‘Svara Jiva’ dan ‘Dentang-denting-dentung’ (3D).
Sedangkan Ocas membawakan tiga lagu daerah dari Indonesia yakni ‘Ayo Mama’, ‘Sampesuvu Roa’, ‘Posisani’ serta empat lagu Spanyol, yaitu ‘Itimaz’, ‘Fuente de las Lagrimas’, ‘De Norte a Sur dan Malaguerias’.
Konser Vinculos ini telah menyambangi sejumlah kota-kota di Indonesia, yakni Ambon, Maluku, Palu, Sigi dan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah dan Pekanbaru di Riau. Hingga akhirnya berakhir di Jakarta. (NVR)