JAKARTA, VoiceMagz.com – Maraknya kasus bullying di kalangan di kalangan remaja kian meresahkan. Efek dari bullying atau yang dalam bahasa Indonesianya adalah perundungan berefek pada meruntuhkan keadaban sosial, kesantunan, hingga mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Situasi ini menginsiprasi rumah produksi Surya Film dan Amani Films untuk mengangkatnya ke layar lebar dengan judul ‘AIB #CyberBully’.
Film ini mengisahkan cerita teror yang berlatar di sebuah sekolah di Jakarta. Sekumpulan sahabat di sebuah SMA yakni Angel, Donna, Ciska, Sarah, Antoni, Bondan, dan Cupi terjebak dalam sebuah permainan berujung maut. Stres karena permainan yang dijalaninya membuat mereka bertindak semaunya, saling menjatuhkan dan membuka aib via gadget dan media sosial.
Menurut sutradara sekaligus produser, Amar Mukhi, ‘AIB #CyberBully’ dibuat sebagai cerminan kejadian bullying yang ada di media sosial saat ini.
“Kami interpretasi ulang, menarasikan kembali dan melakukan penyesuaian konsep visual dan cerita agar film ini tetap menghibur dan mencekam tentunya,” papar Amar saat peluncuran trailer dan soundtrack AIB#Cyberbully di Jakarta, Senin (2/7).
Di kesempatan yang sama, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listyarti menyebut, dampak dari perundungan di dunia maya lebih dahsyat. Pasalnya, komentar negatif di dunia maya justru berasal dari orang yang tidak dikenal dan menyebar secara luas sehingga dapat dibaca oleh banyak orang.
“Karena komentar itu dibaca begitu banyak orang dan belum tentu kenal orang yang melakukan perundungan terhadap kita. Mereka (pelaku perundungan) tidak tahu tentang kita. Tahunya, hal buruk tentang kita,” kata Retno yang juga hadir dalam acara ini.
Anak usia sekolah menurutnya sangat rentan menjadi korban perundungan di media sosial yang kerap kali dilakukan dalam bentuk penghinaan oleh teman sebaya.
Ia mencontohkan kasus anak yang meninggal bunuh diri di Riau karena diduga menjadi korban perundungan. Kasus tersebut tidak dilaporkan ke KPAI pada awalnya. Setelah diselidiki ternyata anak itu menjadi korban perundungan. Ia menjelaskan ciri dari kasus perundungan dilakukan secara berulang dan dalam jangka waktu panjang.
KPAI, sambung Retno, menganggap perundungan merupakan isu yang serius karena ada sejumlah kasus yang korbannya anak-anak dan berujung pada bunuh diri. Orang tua, tuturnya, harus memiliki kepekaan terhadap anak-anak, baik yang menjadi pelaku maupun korban perundungan. Biasanya, kata dia, pelaku perundungan tidak menyadari yang dilakukannya membuat orang lain tertekan.
“Anak kecil dalam mengelola emosi berbeda dengan orang dewasa. Mereka belum memiliki kemampuan itu. Kalau mengadu, dianggap cuma sepele. Karena itu, orang tua harus mendampingi dan mendukung serta mencari solusinya bersama,” terangnya.
Maka tak salah jika pihak produser film ini seperti dikatakan Amar Mukhi ingin agar film yang dikemas bergenre horor ini menjadi bagian dari kampanye nasional #stopbullying.
Film yang dibintangi Baron Wildchut, Harris Illano, Damita Argobie dan Wendy Wilson ini rencananya akan tayang serentak di layar bioskop mulai 2 Agustus 2018 mendatang. (NVR)