Fusion Stuff

by -3,618 views

Casual, Simpel Dan Muda Dalam Frame FusionFusion Stuff in Black

Tak pernah ada yang menduga, Krishna Siregar (keyboard), Kadek Rihardika (gitar), Franky Sadikin (bass), Damez Nababan (alto sax) dan satu-satunya personil wanita, Jeanne Phialsa atau akrab dengan nama Alsa (drum), akhirnya lepas landas ke industri musik. Apalagi langsung bermodal album untuk gebrakan pertama mereka, yang diberi titel The Battle.

Fusion Stuff yang mereka bentuk sejak setahun silam, tepatnya 11 Mei 2012, walau para personelnya disibukan dengan urusan masing-masing, dan sesekali bermain bareng, chemistry yang sudah terjalin sejak lama memberi energi yang berbeda. Mereka meramu sebuah menu baru dari berbagai pengaruh musikal untuk dijadikan ‘hidangan’ yang nikmat. Rasanya seperti ‘lahir baru’ dan ingin memberikan sesuatu yang spesial buat rumahnya (:red) sendiri.

Seperti Alsa, yang sebelumnya sempat manggang menjadi pemain drum untuk grup pop melayu, mengaku sangat lega karena bisa kembali kehabitatnya bermain jazz rock bersama Fusion Stuff. Perempuan kelahiran 1993 tersebut pun menyumbangkan satu lagu dalam album perdana Fusion Stuff, berjudul ‘Means to Me’.

Band yang baru saja menghiasi panggung Jak Jazz 2013 ini, dalam debut albumnya menawarkan 9 trek dengan nuansa fusion/jazz rock yang cukup kental tanpa unsur vokal. Diantaranya ada lagu Brian’s Dream, Means To Me, Song For Gio, I Don’t Even Care hingga The Battle. Namun untuk menandai kehadiran mereka di blantika music tanah air, mereka memilih nomor Little Briescha sebagai single jagoannya.

“Ini nomor yang asyik, kami anggap sebagai konsep fusion yang amat menarik. Tanpa vokal memang, tapi kami yakin bahwa musik yang dihadirkan tetap bisa menyenangkan orang banyak,” ujar Krishna Siregar, keybordis yang sempat menjadi session player d’Masiv dalam konsep Jazz.
Khrisna menyebutkan, The Battle yang menjadi judul album anyarnya punya makna lain, bukan sekedar punya arti perang.

Tapi sebagai sebuah kerja keras seseorang untuk dapat mewujudkan mimpinya dalam menjalani kehidupan. Atau sikap antusias manusia saat menjalani aktifitasnya sehari-hari dalam frame yang positif. Makna inilah yang dianggap Fusion Stuff dapat membuat The Battle sebagai pemberi semangat dalam menjalani kehidupan.

Mengacu pada irama yang dimainkan Fusion Stuff, adalah tipe Jazz yang musisinya dalam mengapresiasikan sampai melewati batas ke daerah Rock ataupun jenis musik lain. Fusion mengkombinasikan kebiasan-kebiasaan dan energi dari musik Rock dengan harmonisasi yang sempurna dan kebebasan improvisasi Jazz. Maka inilah yang menjadi kekuatan Fusion Stuff, dimana semua personilnya punya semangat, pengalaman dan kemampuan bermusik yang mumpuni.

Selain komitmen kuat diantara personil Fusion Stuff, kehadiran gadis muda belia, Alsa, memberikan darah segar dan energi dalam musikal mereka. Begitu juga, Damez saxophonist muda yang sering menjadi additional band-band popular, termasuk kehadiran Kadek dan Franky Sadikin yang akrab di jazz mania tanah air. Memberikan warna music yang terdengar lebih simple, terlihat lebih muda, fresh dan casual.

Semoga saja, mereka tidak sedang membuat istana pasir yang indahnya hanya sesaat. Begitu diterjang ombak, akan tercerai-berai hilang tak benbentuk. Tapi mereka membangun kastil Fusion Stuff untuk berdiri tegak dan kokoh diatas gunung tertinggi, sambil mengibarkan bendera yang bertuliskan ‘musik ku adalah musik mu jua, dan juga musik kita semua’.|edo (foto istimewa)

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.