JAKARTA, VoiceMagz.com – Dalam upaya beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengembangkan sejumlah Kampung Tanggap Bencana (KTB).
Sudah 16 titik KTB yang dibangun BAZNAS, dan terbaru adalah KTB di tiga titik di Provinsi Banten yang terdampak tsunami Selat Sunda, Desember tahun lalu.
Tiga KTB baru ini dibentuk di Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Desa Ciladeun, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Desa Cibungur, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang.
Sedangkan 16 KTB di Indonesia tersebar di Provinsi Riau, Sulawesi Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY, Bali, NTB, hingga Papua.
“Pemilihan lokasi KTB sendiri juga memperhatikan aspek lain selain dekat dengan lokasi rawan bencana, yakni taraf hidup masyarakatnya yang masih rendah,” ujar Kadiv Pendistribusian BAZNAS, Ahmad Fikri di Jakarta, Jumat (23/8).
Ahmad Fikri menambahkan, KTB dibentuk untuk mewujudkan kampung yang memiliki kemampuan mandiri dalam beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan, jika terkena bencana.
“Masyarakat duharapkan mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak, melalui adaptasi,” imbuhnya.
Masyarakat juga diharapkan mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana.
“Apabila terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dapat dengan cepat memulihkan diri secara mandiri,” lanjutnya.
Pembentukan Kampung Tanggap Bencana ini melibatkan pemerintah desa, Pengurus RT/RW, Organisasi Masyarakat di desa, Forum Penanggulangan Resiko Bencana (PRB), lembaga usaha di desa, tokoh masyarakat dan kelompok rentan.
Kepala BAZNAS Tanggap Bencana, Dian Aditya mengatakan, Tim BAZNAS Tanggap Bencana dari BAZNAS RI dan BAZNAS Provinsi akan secara aktif mendampingi masyarakat di Kampung Tanggap Bencana hingga dapat mandiri dalam program mitigasi ini.
“Kampung Tanggap Bencana nantinya akan memiliki Kelompok Kerja Tanggap Darurat, kemudian membagi tugas tanggap darurat serta, menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul sementara. Beberapa Kampung Tanggap Bencana yang telah dibentuk sebelumnya bahkan telah memeiliki tabungan sosial dan melakukan simulasi bencana secara rutin,” jelas Dian.
Program Kampung Tanggap Bencana ini mendapatkan dukungan dari platform pembayaran digital, OVO.
“OVO sebagai platform pembayaran digital terdepan di Indonesia, sangat peduli akan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama yang berada di daerah rawan bencana. Dalam program ini, OVO bersama dengan para pengguna berhasil mengumpulkan Rp500 juta yang dimanfaatkan dalam program pencegahan bencana oleh masyarakat di Banten,” ujar Head of PR OVO, Sinta Setyaningsih yang juga hadir dalam kesempatan ini. (NVR)