Kini Ada Wisata Zakat di Danau Saguling

oleh
oleh

BANDUNG, VoiceMagz.com – Setelah sukses menggelar ‘Wisata Zakat Arung Ciliwung’, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar program yang sama di Sungai Citarum dan Danau Saguling.

“Program yang diikuti para muzaki (pembayar zakat) ini, bertujuan mengenalkan lebih dekat program-program BAZNAS serta mengajak mereka lebih mencintai lingkungan, khususnya Sungai Citarum dan Danau Saguling,” ujar Kepala Divisi Layanan Muzaki BAZNAS, Tito Kurniawan di Danau Saguling, Cililin, Bandung, Jawa Barat, Minggu (29/4).

Tito mencontohkan, program Zakat Community Development (ZCD) yang semakin membumi karena manfaat dan eksistensinya yang kian dirasakan masyarakat. Kali ini, tutur dia, yang diperkenalkan adalah ZCD.

“Ini adalah wisata zakat yang ketiga, setelah yang pertama mengajak muzaki merasakan detak pemberdayaan pendidikan di Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB), Bogor. Kedua, mengarungi Sungai Ciliwung sembari memperkenalkan lembaga program BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) dan Rumah Sehat BAZNAS (RSB). Semoga memberi kesan yang baik kepada muzaki. Kita akan berkeliling di berbagai program BAZNAS lainnya. Mohon dukungan semua pihak,” ucap Tito optimistis.

Dia menjelaskan, tahun ini, Divisi Layanan Muzaki BAZNAS akan menyelenggarakan wisata zakat sebanyak 12 kali.

“Semoga diberi kemudahan sehingga program-program BAZNAS semakin dikenal dan dirasakan manfaatnya oleh publik,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Bagian Layanan Muzaki BAZNAS, Taris, menambahkan, para peserta yang sudah berpartisipasi mencapai 54 orang yang terdiri atas dewasa, remaja dan anak-anak.

Taris menyebutkan, program-program unggulan BAZNAS yang dikenalkan kepada para muzaki, peserta Wisata Zakat ‘Visit Saguling 2018″‘ meliputi Zakat Community Development (ZCD).

“Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk transparansi yang disajikan kepada muzaki agar mereka mengetahui secara langsung dan memahami manfaat setiap donasi yang diberikan kepada BAZNAS,” tutur dia.

Taris berharap, kegiatan ini bisa terus berjalan hingga tahun depan, dengan pengenalan program yang berbeda-beda. Lokasinya pun lebih luas di kawasan Jabodetabek bahkan hingga menyentuh ke luar Pulau Jawa.

“Semoga kami dapat terus bersinergi dengan lintas divisi maupun program agar dapat terlaksana wisata zakat lainnya dengan lebih maksimal,” tutur dia.

Dalam program ini, selain diajak mengarungi Sungai Citarum, muzaki peserta wisata zakat juga diajak peduli lingkungan dengan aksi bersih-bersih Danau Saguling.

Peserta juga dikenalkan pada program ZCD komunitas perajin eceng gondok. Tak hanya itu, panitia juga memperkenalkan peserta kepada para pelaku usaha, kecil dan menengah (UKM) binaan BAZNAS.

Secara rinci, terang Taris, acara dimulai dari registrasi peserta dengan titik kumpul di kantor BAZNAS Jakarta Pusat. Kemudian, menuju titik kumpul di Danau Saguling, Bandung. Di sini, ada seremoni penyambutan dari panitia dan tokoh masyarakat, silaturahmi dengan UKM dan para perajin eceng gondok. Muzaki diajak mengunjungi komunitas binaan BAZNAS yang terdiri atas pengolah sampah dan perajin eceng gondok.

“Selama ini sampah dan eceng gondok menjadi masalah bagi masyarakat. Dengan pembinaan yang intens, kedua problem tersebut dapat bertransformasi menjadi komoditas produktif hingga bisa menjadi penopang ekonomi keluarga,” ucap dia.

Tujuan Wisata Zakat ini, imbuh Taris, adalah memberikan informasi dan wawasan kepada muzaki mengenai pemberdayaan zakat, mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan, terutama dalam hal pengelolaan limbah domestik atau sampah.

Kemudian, melibatkan masyarakat untuk berperan aktif dalam pelestarian alam, merasakan pengalaman praktik merangkai eceng gondok.Selain itu, juga turut serta melestarikan ekosistem Sungai Citarum dan Danau Saguling.

“Eceng gondok yang biasa tumbuh di Sungai Citarum tak selamanya menjadi masalah. Sebaliknya, menjadi berkah karena bisa dijadikan kerajinan tangan bernilai ekonomi,” kata Taris.

Menurut dia, erbagai kerajinan eceng gondok tersebut sering diikutkan dalam stan BAZNAS setiap ada even atau pameran. Ada berbagai produk kerajinan, mulai dari sandal, tas, celengan hingga lampu hias.

“Semua ini bahan bakunya dari eceng gondok yang diambil dari Citarum. Para perajinnya adalah masyarakat sekitar,” ujar Taris.

Dia mengungkapkan, harga produk kerajinan eceng gondok tersebut bervariasi dari harga terendah sampai tertinggi. Berbagai produk itu dibuat oleh para perajin. Mereka menerima bahan baku berupa eceng gondok dari kampung tetangga.

“Kita berharap ini bisa semakin meningkatkan trust muzaki kepada BAZNAS. Menggugah partisipasi masyarakat mengampanyekan pelestarian lingkungan, mengembalikan fungsi sungai dan danau sebagai sumber air bersih,” kata dia.

Kegiatan ini, lanjut Taris, diselenggarakan selama dua hari. Yakni, Sabtu-Ahad, 28-29 April 2018, pukul 06.00-17.00 WIB. Aktivitas dimulai dengan registrasi peserta, pembagian goodyback, seragam. Dilanjutkan perjalanan menuju lokasi.

Setiba di Bandung, ada seremoni sambutan selamat datang dari tuan rumah, komunitas binaan BAZNAS di Cililin, menikmati suguhan makanan khas Bandung. Setelah istirahat dan makan siang, ada sesi sharing knowladge terkait pemaparan tentang kerajinan eceng gondok dan olahan sampah.

Selanjutnya, kunjungan ke sentra kerajinan eceng gondok, atraksi dan pelatihan membuat kerajinan, pembagian bingkisan untuk anak yatim dan dhuafa. Bakda shalat ashar, peserta diajak berkeliling Danau Saguling untuk memilah dan melihat langsung tanaman eceng gondok.

Dilanjutkan kegiatan bersih-bersih, pelatihan handykraft, praktik handykraft dan games. Dan acara ditutup dengan pembagian suvenir, sertifikat dan perekaman testimoni peserta. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.