Mantan Timnas 1960-1990 Yang Tergabung di IFA Gelar Bukber Sekaligus Reuni

by -2,229 views

JAKARTA, VoiceMagz.com- Indonesia Football Ambassador (IFA) berharap bisa berbuat dan berperan lebih banyak lagi bagi dunia sepakbola Indonesia.

Berisikan mantan-mantan pemain tim nasional Indonesia dari berbagai generasi, IFA siap untuk memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan persepakbolaan Tanah Air.

Oleh karenanya, puluhan anggota IFA dari berbagai daerah, Kamis (30/5) bertemu dalam ajang silaturahmi sekaligus berbuka puasa bersama di kawasan The Green, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan.

Diinisiasi salah satu tokoh sepakbola Indonesia, Ronny Tanuwijaya, mereka berkumpul untuk menyamakan visi dan misi organisasi.

Tampak mantan pemain timnas yang pernah berjaya pada masanya seperti Tan Liang Houw alias LH Tanoto, Ronny Paslah, Yudo Hadianto, Bob Hippy, Risdianto, Hadi Ismanto, Marsely Tambayong, Oyong Liza, Wahyu Hidayat, Tumsila, Dede Sulaiman, Berty Tutuarima, Hery Kiswanto, Rully Nere, David Sulaksmono, Ricky Yakobi, Bambang Nurdiansyah, Mohamad Zein Alhadad, Patar Tambunan, Marzuki Nyak Mad, Tias Tano Taufik, Aun Harhara, Azhari Rangkuty, Aji Ridwan Mas, Nasir Salasa, Mundari Karya, Kamarudin Betay, dan Rocky Putiray, hadir dalam acara ini.

Beragam pemikiran pun muncul dari acara buka puasa bersama sekaligus reuni para mantan skuat timnas dari era 1960 hingga 1990-an ini. Mereka umumnya berharap IFA dapat berperan lebih aktif untuk ikut memajukan sepakbola Indonesia yang sampai kini belum lagi mampu menunjukkan kejayaannya.

“Mantan-mantan pemain timnas dan anggota IFA harus berperan lebih aktif lagi. Sepakbola Indonesia tidak akan pernah bisa maju apabila kondisinya seperti yang sekarang ini. PSSI harus diisi oleh orang-orang yang punya dedikasi dalam sepakbola,” kata Ronny Tanuwijaya.

Kritikan terhadap PSSI juga dilontarkan Dede Sulaiman, mantan pemain timnas era 1980-an. Menurut Dede, PSSI sulit berkembang apabila tidak diisi oleh orang-orang yang memiliki dedikasi tinggi dalam sepakbola. Anggota-anggota exco PSSI seharusnya yang paham sepakbola.

“Dulu di PSSI kita pernah memiliki orang-orang seperti Sutjipto Soentoro, Iswadi Idris, dan Ronny Patinasarani, legenda-legenda timnas yang berani bersuara terhadap PSSI,” kata Dede.

Sayangnya, menurut Dede, di era sekarang ini mantan-mantan pemain timnas yang duduk di PSSI praktis tidak terdengar lagi. Kalau pun ada mereka sulit bersikap kritis karena beragam alasan.

Selain menyoroti soal organisasi PSSI, sejumlah mantan pemain timnas lainnya juga menyoal terlalu banyaknya kehadiran pelatih asing di Liga 1 saat ini. Hampir semua klub peserta Liga 1 dikuasai pelatih asing. Hanya sedikit klub yang ditangani pelatih lokal. “Ini tantangan buat IFA dan juga Asosiasi Pelatih Seluruh Indonesia (APSI),” ujar Ronny Tanuwijaya, yang juga pendiri APSI.

Mengenai kondisi ini, Ronny, mengingatkan perlunya Asosiasi Pelatih Seluruh Indonesia (APSI) menunjukkan kembali eksistensinya. Ronny sebagai pendiri APSI merasa perlu untuk mengingatkan organisasi yang berisikan pelatih-pelatih nasional ini. APSI punya peran strategis karena organisasi ini memiliki hak suara di PSSI.

Sementara itu Ketua IFA, David Sulaksmono dalam sambutannya mengatakan, dengan adanya kegiatan seperti ini diharapkan para anggota IFA mampu menyatukan hati, pikiran, dan gerak langkah.

“Selain itu juga menjadi ajang mengobati rasa kangen para mantan pemain timnas yang sudah lama tak bertemu karena masing-masing berada di tempat yang berbeda,” kata David. / Irish

No More Posts Available.

No more pages to load.