Monolog Jakarta Untuk Indonesia Oleh Garin Nugroho

oleh
oleh

garinSebagai kota yang menjadi salah satu saksi mata sejarah Indonesia, Jakarta memiliki beragam kisah tersembunyi yang unik dan menarik. Kisah ini diangkat dan ditampilkan oleh Garin Nugroho dengan judul Monolog Jakarta Untuk Indonesia di Auditorium Galeri Indonesia Kaya pada 21 Juni 2014.

Pertunjukan yang digelar dalam rangka memeriahkan HUT Jakarta ke-478 ini, mengupas Jakarta dari zaman perbudakan hingga generasi Benyamin Sueb yang menjadi salah satu ikon Jakarta. Monolog ini memberi inspirasi tentang terbentuknya kebangsaan melalui ibukotanya dengan ringan sekaligus membuka pemikiran para pendengarnya.

“Siapa yang tak kenal Jakarta dengan ragam kehidupan masyarakat di dalamnya? Namun, belum tentu penduduk Jakarta sendiri mengetahui sejarah dan kisah-kisah unik tentang bagaimana Jakarta bisa menjadi gerbang Indonesia. Hal ini membuat saya tertarik untuk menampilkannya secara monolog di Galeri Indonesia Kaya sehingga para pengunjung bisa mengetahui sisi lain Jakarta dengan cara yang berbeda karena sejarah Jakarta itu tidak pernah dibentuk oleh dirinya sendiri, tapi oleh keberagaman,” ujar Garin Nugroho.

Dalam pertunjukan berdurasi sekitar 60 menit, monolog ini dibuka oleh penampilan Avie Rajanti Putri yang menampilkan Lenggang Nyai yang merupakan tarian khas Betawi. Penampilan ini dilanjutkan dengan Edo Kondologit yang menyanyikan Juwita Malam yang disebut Garin Nugroho, merupakan bentuk penghargaan kepada Ismail Marzuki yang selama 25 tahun berkarya, menghasilkan ratusan lagu yang turut menjadi bagian sejarah kota yang menjadi pusat pemerintahan Indonesia ini.

Garin Nugroho berhasil membangkitkan rasa ingin tahu pengunjung akan kota yang disebut Permata Dari Timur ini. Ia mengisahkan sejarah Jakarta mulai dari Stasiun Jatinegara, Pasar Gambir, Hotel Indonesia, sampai nasi goreng dan Benyamin Sueb yang menjadi ikon pop Jakarta pada masanya.

Dalam penampilannya di Galeri Indonesia Kaya kali in, Garin Nugroho diiringi oleh Kelompok Dongeng Kebangsaan yang merupakan proyek yang ditekuninya dalam beberapa periode terakhir. Bersama Kelompok Dongeng Kebangsaan, Garin Nugroho telah melakukan beragam monolog di berbagai wilayah di Indonesia dan merepresentasikan kisah-kisah beragam budaya Indonesia yang multikultur tetapi jarang dikupas banyak orang.

“Sebagai avant garda sinema Indonesia pasca 1990 sekaligus arsitek generasi baru perfilman Indonesia, Garin Nugroho sangat beragam, mulai dari film cerita, iklan, dokumenter, video musik, teater, visual art, juga menulis dan menerbitkan beragam buku. Kali ini Galeri Indonesia Kaya menggandeng Garin Nugroho dalam Dongeng Kebangsaan yang merupakan proyek terbarunya dan menampilkan sisi lain Jakarta secara monolog. Penampilan ini akan memberikan edukasi dan kesan tersendiri dalam mempelajari sejarah ibukota negara kita ini,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.|Edo (Foto Istimewa)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.