JAMBI, VoiceMagz.com – Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) akhirnya secara resmi memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Provinsi Jambi.
Bersama lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nations Development Programme (UNDP), BAZNAS melakukan peletakan batu pertamta (grounbreaking) proyek pengentasan kemiskinan berbasis zakat tersebut di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Jumat (6/4).
Perlu waktu sembilan jam menuju lokasi di desa terpencil yang lama merindukan listrik itu dari Kota Jambi. Jalur perbukitan, hutan serta perkebunan sawit dan karet ini hanya bisa dilalui kendaraan bergardan ganda, karena sebagian jalan masih berupa tanah, aspal dan beton berlubang yang dimakan abrasi dan kerap terancam longsor saat musim hujan.
Dalam kesempatan ini, turut hadir Wakil Direktur UNDP Indonesia, Francine Pickup, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Drs. Wawan Supriatna, M.Pd, Wakil Gubernur Jambi Dr. Fachrori Umar, Bupati Sarolangun Cek Endra dan sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Jambi, Pemkab Sarolangun dan direksi Bank Jambi.
“Akses listrik sangat penting untuk mendukung pengentasan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan pembangunan. Ketika listrik dapat dinikmati masyarakat di berbagai tempat dan memberi perbaikan ekonomi, pendidikan dan kesehatan, masih ada saudara-saudara kita yang belum memperoleh akses listrik, salah satunya di Provinsi Jambi. Karena itulah, BAZNAS berkomitmen membangun PLTMH sebagai bagian dari upaya mengentaskan kemiskinan di negeri ini,” ujar Wakil Ketua BAZNAS, Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec.
Ia menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sampai Desember 2017 menunjukkan rasio elektrifikasi Provinsi Jambi hanya sebesar 91,40 persen, yang berada di bawah standar rata-rata nasional sebesar 95,35 persen. Kesenjangan ini, tutur dia, membuat BAZNAS bertekad menyalurkan dana zakat sebesar total 350 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 4,8 miliar untuk membangun PLTMH tersebut.
Menurut Zainul, program pemberdayaan asnaf fakir-miskin berbasis listrik ini, merupakan dukungan pertama dana zakat untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia, dan bahkan di dunia.
“Ini sekaligus sebagai implementasi pencapaian SDGs. Langkah BAZNAS ini merupakan dukungan pertama dana zakat untuk SDGs di Indonesia, dan bahkan di dunia. Untuk itu, sebelum sampai ke tahap konstruksi, pembangunan telah dipersiapkan selama tujuh bulan, termasuk proses penentuan lokasi yang melibatkan seluruh pihak terkait untuk memastikan para penerima manfaat adalah warga desa tertinggal yang berhak atas zakat,“ kata Zainul.
Selain BAZNAS, imbuh dia, lembaga-lembaga terkait juga memberikan dukungan pembiayaan, salah satunya adalah Bank Jambi yang berkomitmen menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR) sebesar Rp 3,76 miliar.
“Pembangunan PLTMH ini merupakan bukti nyata pertama kerja sama UNDP dan BAZNAS dalam pembiayaan inovatif zakat untuk pembangunan berkelanjutan,” ujar Wakil Direktur UNDP Indonesia, Francine Pickup.
Pickup berharap, akses terhadap energi listrik ini dapat mendukung pengentasan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor satu yaitu “bebas kemiskinan”, dan tujuan nomor tujuh yakni “energi bersih dan terjangkau”.
Di tempat yang sama, Sekretaris Dirjen EBTKE, Drs. Wawan Supriatna, M.Pd menambahkan, pembangunan pembangkit listrik ini akan meliputi satu unit PLTMH baru di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun dan revitalisasi tiga unit PLTMH di Desa Ngaol, Desa Air Liki dan Desa Air Liki Baru, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin.
“Pembangunan ini merupakan bagian dari proyek MTRE3, di mana UNDP dan Kementerian ESDM menyediakan akses listrik dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT),” ucap dia.
Wawan menyebut, satu PLTMH yang baru direncanakan akan beroperasi pada Agustus 2018, dengan kapasitas 60 kW yang akan memberikan akses listrik kepada 283 rumah tangga, dua sekolah, satu masjid dan empat mushala serta infrastruktur desa lainnya.
Sementara tiga PLTMH lain yang direvitalisasi direncanakan beroperasi penuh pada Juli 2018, dengan kapasitas masing-masing sebesar 40 kW akan memberikan akses listrik bagi 523 rumah tangga, lima sekolah, tiga masjid, 15 mushala, satu pesantren dan infrastruktur desa lainnya. Total penerima manfaat akses listrik dari program ini adalah sebanyak 803 rumah tangga.
Untuk menjaga kesinambungan operasi PLTMH, di masing-masing desa juga dilakukan peningkatan kapasitas masyarakat, pelatihan operator dan pembentukan lembaga desa pengelola PLTMH. (NVR)