Tony Wenas Sebut, Hak Royalty Para Pencipta Lagu Harus Terus Diperjuangkan

oleh
oleh

JAKARTA, VOICEMAGZ.com –  Dalam peringatan Hari Musik Nasional yang ke-21, DPP PAPPRI (Dewan Pimpinan Pusat – Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia) menyajikan dua kegiatan unggulan yang mengguncang Auditorium Abdulrachman Saleh, RRI Pusat, Jakarta.

Talk Show yang membahas hak royalti dan roadmap musik Indonesia sukses digelar di Auditorium Abdulrachman Saleh Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta, pada Selasa, 5 Maret 2024 lalu. Sedangkan Intimate Show akan di gelar di Auditorium Abdulrachman Saleh Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta, pada Sabtu, 9 Maret 2024, pukul 14.00-17.30 WIB dengan menghadirkan puluhan musisi, keduanya digelar dengan tema utama “Musik Untuk Semua.”

Acara yang dibuka secara resmi oleh Tony Wenas, Ketua Umum PAPPRI, menyajikan sejumlah nara sumber dari berbagai latar belakang dan profesi di dunia musik. Pada sesi pertama, PAPPRI membahas tema “Direct License – Manfaat atau Mudharat,” dengan menghadirkan nara sumber seperti Chandra Darusman, Dr. Amin Abdullah (Kemenparekraf), Prof Dr Agus Sardjono, Sahat M Sidabukke SH, Satriyo Yudi Wahono (Piyu PADI), dan Dharma Oratmangun, dengan Johny Maukar sebagai moderator.

“Saya berharap dari diskusi di antara para ahli dan pelaku industri musik berhasil merumuskan berbagai argumentasi mengenai Hak Royalti, khususnya untuk hak ekonomi dari performing right bagi para pencipta lagu. Hal ini harus terus diperjuangkan ke arah yang lebih baik agar manfaatnya lebih besar daripada mudharatnya,” jelas Tony Wenas.

Pada penghujung sesi pertama, pembahasan mengenai performing right dan penggunaan sistem Direct License menjadi sorotan. Dharma Oratmangun, Ketua Komisaris Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), menegaskan pentingnya tegak lurus, taat, dan patuh pada undang-undang yang berlaku.

Sementara itu, dalam sesi kedua yang membahas “Roadmap Musik Indonesia – Peluang Ekspor Musik,” PAPPRI menghadirkan Gen Z Jinan Laetitia. Jinan, yang baru saja tampil di panggung Coldplay di Singapura, menyampaikan pengalamannya dalam menciptakan karya Electronic Dance Music.

“Melalui mediasi Warner Music, saya diperkenalkan dengan Chris Martin, sambil makan malam bersama. Chris menanyakan tentang proses kreatif saya dalam mencipta lagu. Lebih kurang seminggu setelah dinner itu, saya mendapat tawaran untuk tampil membuka konser Coldplay,” ungkap Jinan.

Dalam dialog bersama Dino Hamid (Ketum APMI), Kadri Mohamad (Singing Lawyer), Dwiki Dharmawan (Sekjen PAPPRI), dan Buddy ACe (Moderator), Jinan menekankan bahwa proses kreatifnya dimulai dari bawah, melalui kerja keras dan dedikasi.

Menanggapi prestasi Jinan, Dwiki Dharmawan menyatakan bahwa musisi seperti Jinan, Rich Brian, Niki, Sara Fajira, dan Weird Genius yang dikenal dunia, berhasil karena melahirkan karya otentik berbau pop culture Indonesia.

Acara ditutup dengan penjelasan dari Kadri Mohamad bahwa aktivitas musik harus dilihat dari perspektif kultural dan industrial. Menurutnya, musisi harus berproses dan berjuang melalui konsepsi industri musik yang ideal. Pada kesempatan yang sama, Dwiki Dharmawan berharap keterlibatan pemerintah lebih pada aspek regulasi, perizinan, keringanan pajak, dan hal-hal teknis administratif.

Konser Hari Musik Nasional ke-21 tahun 2024, bertajuk ‘Musik Untuk Semua’, diharapkan menjadi bukti kuat peran musisi dalam mengisi ekosistem musik di Indonesia. Deretan musisi dan grup musik seperti Once Mekel, Andy Rif, Kaka Slank, Saykoji, dan banyak lagi akan tampil untuk meriahkan perayaan ini. Musik, sebagai pesan kebangsaan, akan terus menjadi kekuatan penyatuan dan pelestarian identitas Indonesia di kancah global./Mik

No More Posts Available.

No more pages to load.