JAKARTA, VOICEMAGZ.com – Industri film Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya film bergenre aksi, drama kriminal, dan thriller emosional bertajuk “Dosa Terakhir”, produksi MYD Films. Disutradarai Seno Vegaz, film ini menjadi sorotan utama karena mempertemukan dua generasi bintang laga: Willy Dozan dan Leon Dozan, ayah dan anak yang kini berbagi layar dalam kisah yang penuh tensi, emosi, dan pertarungan hidup dan mati.
Sementara itu, Leon Dozan muncul sebagai Dali, karakter dengan pendekatan lebih emosional dan gaya bertarung yang modern. Penampilan Leon bukan hanya menjadi ajang pembuktian kemampuannya sebagai aktor laga, tapi juga memperlihatkan kedalaman emosional dalam membawakan konflik keluarga yang kompleks.
Seno Vegaz menjelaskan alasannya memilih dua aktor ini dalam satu frame. “Willy Dozan adalah simbol dedikasi dan disiplin di dunia film laga. Leon mewarisi semangat itu, tapi dengan pendekatan emosional yang lebih dalam. Pertemuan mereka di satu frame bukan cuma simbol ayah dan anak tapi juga simbol dua era perfilman action Indonesia yang bersatu,” ujarnya.
Cerita film ini memanas saat Dali terjebak dalam jaringan narkoba milik Roki, sosok antagonis penuh intrik yang diperankan oleh Supri FX. Sebagai pemimpin kartel yang kejam, Roki menjadi pusat konflik yang memaksa Rama kembali ke dunia hitam, kali ini bukan untuk membunuh, tetapi untuk menyelamatkan anaknya dan menebus masa lalu.
Menariknya, proses produksi film “Dosa Terakhir” hanya memakan waktu 10 hari, dengan lokasi syuting di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kota ini dipilih karena menawarkan nuansa visual urban yang dramatis, mendukung atmosfer film yang tegang dan emosional.
“Kami ingin membuktikan bahwa dengan disiplin, visi kuat, dan kerja tim solid, film berkualitas bisa lahir meskipun dengan waktu produksi yang singkat. Energi para pemain luar biasa, terutama Willy dan Leon yang total di adegan laga maupun drama,” ungkap Seno Vegaz.
“Dosa Terakhir” menyampaikan pesan kuat bahwa setiap kesalahan di masa lalu punya harga yang harus dibayar.
“Film ini menunjukkan bahwa setiap dosa menuntut balasan, dan pengampunan sejati selalu datang bersama pengorbanan besar,” jelas sang sutradara.
Lewat karakter Rama dan Dali, penonton diajak merenungi bahwa rasa bersalah dan cinta keluarga seringkali berjalan beriringan, dan tak semua orang diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan sebelum semuanya terlambat.
Film “Dosa Terakhir” segera tayang di bioskop-bioskop Tanah Air. Tak hanya menjanjikan aksi mendebarkan, film ini juga membawa warisan sinema laga Indonesia ke generasi baru./Din.





