Begini Cara Merayakan Ke-Bhinnekaan dan Merawat Kemanusiaan Lewat FMR 2018

oleh
oleh
Pendukung acara FMR 2018.

JAKARTA, VoiceMagz.com – Musik selalu mampu menghubungkan dan menyatukan. Itulah yang terjadi di Festival Musik Rumah 2018 (FMR 2018). Festival dengan konsep dan format yang sederhana ini menghubungkan Indonesia dengan jejak Nusantara di Campa (Kamboja) lewat musisi-musisi multi nasional yang berpartisipasi dalam festival ini di Phnom Penh.

‘Merayakan Kebhinekaan, Merawat Kebersamaan’ yang menjadi tema FMR 2018 juga terwujud dalam beragam jenis dan gaya musik dari 95 nama penampilan di 38 rumah konser selama tiga hari festival pada 17, 18, 19 Agustus 2018 lalu.

Suasana kebersamaan dalam kebhinekaan terlihat dalam penampilan grup TOFFI Hamburg yang berpartisipasi dari Elmshorn – Jerman. Mereka tampil bersama tiga pemusik yang juga adalah pengungsi dari Syria (sejak 2015). Bersama-sama mereka akan membawakan lagu-lagu daerah nasional Indonesia.

“Salam tiga bahasa” (Indonesia, Jerman, dan Arab)” Begitulah post di halaman Facebook Festival Musik Rumah memuat tiga video yang dikirim kelompok yang berdomisili di Hamburg ini.

“Kami belajar banyak dari teman-teman Kraton Ngiyom di Ngawi yang menjalankan seni kejadian berdampak Upacara Kebo Ketan, juga gerakan-gerakan saudara-saudara di banyak daerah di Indonesia, bahwa dampak adalah apa yang dikerjakan nyata hari demi hari, tahap demi tahap, bukan hanya di sekitar hari-H acara. Saya senang antusiasme dan kebahagiaan menyertai para partisipan di tiga hari festival ini. Komunikasi antar penampil dan tuan rumah berjalan baik, progres persiapan musikal dari para penampil juga sukacita. Semoga Festival Musik Rumah bisa lestari sebagai program sepanjang tahun nantinya”, ungkap Petrus Briyanto Adi, penggagas festival ini di Jakarta, Minggu (19/8).

Salah satu hal yang menghubungkan satu konser rumah dengan konser rumah yang lain di FMR 2018, lanjut pria yang akrab disapa Adoy ini yakni, ada satu lagu yang akan dibawakan oleh semua penampil dalam festival ini.

“Bung Muller dari Hamburg menyatakan ide ini untuk lebih menguatkan kebersamaan semua partisipan. Semoga hasil sunting dari rekaman-rekaman penampilan lagu ini bisa jadi cindera mata yang semakin menguatkan hubungan para partisipan walau jarak kita jauh-jauh”, jelas Adoy.

Lagu yang ditentukan dalam FMR 2018 ini adalah ‘Rayuan Pulau Kelapa’ karya komposer ternama Indonesia, Ismail Marzuki.

“Penting dalam festival ini kita merasakan kebersamaan yang tak terbatas wilayah dan kelas. Dengan mengalami konser di setiap rumah secara khidmat dan sukacita, ingat dan rayakan bahwa sebenarnya kita sedang bersama-sama merayakan kemanusiaan lewat musik walau lokasinya terpisah-pisah. Tidak ada minoritas dan mayoritas di festival ini. Di konser-konser rumah nanti kita juga menyampaikan wujud dan itikad baik untuk saudara-saudara di Lombok dan sekitarnya yang menjadi korban gempa. Semoga dilancarkan proses pemulihannya,” papar Adoy.

Mereka yang tidak bisa hadir langsung di rumah konser pun bisa menikmati sebagian dari Festival Musik Rumah 2018 ini lewat live streaming atau dokumentasi video di gawai masing-masing yang tautannya bisa dilihat di situs: festivalmusikrumah.id atau laman Facebook: Festival Musik Rumah. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.