Memasuki hari ketiga karantina Puteri Indonesia 2014, makin banyak aktifitas yang dilakukan oleh finalis baik di dalam hotel maupun kunjungan keluar. Para finalis ini juga berkesempatan mengunjungi Galeri Indonesia Kaya (GIK), sebuah ruang publik yang memadukan konsep edukasi dengan digital multimedia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia, yang terletak di West Mall Grand Indonesia lantai 8, Selasa (21/1).
“Galeri Indonesia Kaya sangat bangga dapat menerima kehadiran para finalis Puteri Indonesia 2014 sebagai wakil generasi muda yang akan mengenalkan budaya Indonesia ke mata dunia. Melalui program yang ada di GIK, kami berharap para finalis ini menjadi lebih mengenal dan mencintai budaya asli Indonesia, serta mampu menjadi duta untuk mempromosikan kekayaan budaya, dimulai dari lingkungan sekitarnya hingga mancanegara,” tutur Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Kunjungan para finalis Puteri Indonesia 2014 ini bertujuan mengajak generasi muda untuk tidak meninggalkan kebudayaan asli Indonesia yang menjadi ciri khas bangsa sekaligus agar mereka makin mencintai kebudayaan lokal.
“Kegiatan ini sangat bagus untuk finalis agar rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia semakin tinggi sehingga nantinya mereka akan mengenalkan kebudayaan lokal hingga ke mancanegara,” ujar Putri K. Wardani selaku Presiden Direktur PT. Mustika Ratu, Tbk dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia.
Di Galeri Indonesia Kaya, ke-38 finalis dari seluruh Indonesia ini akan mengikuti beberapa workshop, antara lain menari dengan Eko Supriyanto, mengenal sejarah batik dan belajar membatik dengan Iwet Ramadhan. Selain itu, para finalis ini bermain angklung bersama Saung Angklung Udjo.
Eko Supriyanto yang dikenal telah melahirkan banyak karya, mengaku senang diberikan kesempatan untuk menjadi salah satu pemateri dalam kunjungan finalis Puteri Indonesia ke Galeri Indonesia Kaya ini.
“Seni tari merupakan salah satu warisan budaya tradisional dan kesenian Indonesia yang patut untuk dilestarikan dan dilakukan oleh siapa saja karena manusia manusia memiliki ritme, tempo, dan dinamika sendiri. Namun, tarian tradisional tidak hanya tentang teknik, tapi juga ada kekayaan kultur dan budaya yang terkandung di dalamnya. Karena itu penting bagi para generasi muda yang diwakilkan oleh para finalis ini untuk lebih mencintai dan mendukung kesenian tradisional kita seperti yang dilakukan oleh Galeri Indonesia Kaya yang mengenalkan seni budaya Indonesia dengan teknik kekinian,” tutur Eko Supriyanto
Eko Supriyanto mulai terkenal sejak menjadi penari untuk Madonna di tur Amerika dan Eropanya, Eko Supriyanto telah menciptakan banyak karya. Ia adalah konsultan tari Lion King yang diproduksi Disney dan dipentaskan di Hollywood, serta penari dan koreografer untuk Petter Sellars and John Adam’s Opera ‘Flowering Tree’.|Edo (Foto Istimewa)