Galeri Nasional Indonesia Akan Gelar Pameran Akbar di Tahun 2014, Termasuk Pameran Karya Raden Saleh.
Aktifitas perupa di Indonesia membutuhkan ruang pertemuan yang akrab, ruang pameran yang hangat untuk para penikmat seni bagi masyarakat peduli seni dan budaya yang bisa memberikan kritik kepada para perupa Indonesia. Kondisi yang ideal sedemikian ditangkap oleh Andre, mayoritas perupa Indonesia memiliki kelemahan dalam manajemen dan data visual, dengan kata lain tidak mempunyai portofolio yang jelas, akibatnya akses kurator untuk melihat karya perupa Indonesia menjadi terkendala. Bagi perupa yang mempunyai portofolio, tentu lebih mudah diketahui para kurator untuk meng-update karya mereka baik yang masa lalu hingga yang terkini.
Kepala Galeri Nasional Tubagus “Andre” Sukmana selaku Kepala Galeri Nasional Indonesia (GNI) Kemendiknas mengatakan, yang di didampingi kurator GNI diantaranya Asikin Hasan, Citra dan koordinator Pers Yusuf Susilo Hartono, “GNI sebagai lembaga negara yang secara khusus menjalankan fungsinya sebagai musium seni atau art museum, dan sebagai pusat eksibisi, sepanjang tahun 2013 ini tidak pernah lepas dari pameran,” ujarnya mengawali Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 GNI Kemendiknas di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (24/12).
Untuk menyongsong tahun 2014 GNI sudah memiliki agenda diantaranya akan menggelar pameran besar seperti Manifesto, The Jakarta Internasional Photo Summit, Trienal Seni Patung Indonesia, juga Pameran Raden Saleh dalam format yang berbeda, dengan menekankan pendekatan edukatif. Serta sejumlah pameran kerjasama dengan sejumlah Kedutaan di Jakarta, serta pameran bekerjasama dengan salah sebuah galeri di Inggris.
Berbagai kegiatan telah dilaksanakan GNI dengan memamerkan koleksi karya seni koleksi GNI sendiri, karya personal (Pameran tunggal/kelompok/berskala nasional/Internasional). Sebagai wujud kepedulian GNI juga mengadakan bimbingan kepada para perupa/seniman anak bangsa dengan mengadakan edukasi, workshop dengan target mengikutsertakan para seniman anak bangsa untuk turut serta pada pameran di Veinice, Bienale, Asian Art Musium Directors’ Forum (AAMDF) serta aktif pada form Internasional Council of Museum (ICOM).
Frekuensi pameran selama tahun 2013 GNI menempatkan pameran sebagai primadona, diklaim telah diprogramkan secara internal, bekerjasama dengan pemerintah daerah, institusi tertentu, maupun yang diinisiasi masyarakat. Event-event yang bersifat nasional yang digelar GNI berpotensi melibatkan perupa berbakat di seluruh Nusantara, “GNI menjemput bola, telah menggelar pameran keliling, dengan membawa koleksi-koleksi pilihan yang disandingkan dengan karya perupa daerah,” papar Andre merujuk pameran “Citra Katulistiwa” di Riau dan “Lanskap Lancang Kuning” di Pekanbaru. Sambutan perupa di daerah sangat luar biasa, tehadap program GNI pameran keliling ke daerah, “Karena kami manage sedemikian rupa, mengubah suatu tempat menjadi tempat pameran” jelasnya.
Pada tahun 2013 GNI dipercaya menjadi tuan rumah Asian Art Museum Directors Forum se-Asia. Hal itu, menurut dia, membuktikan GNI mampu menjadi tuan rumah yang baik bagi para pengelola musim seni se-Asia.
Di 2014 GNI menambah fasilitas untuk arsip dan dokumentasi yang bisa dengan mudah diakses secara online oleh siapapun. “Materi apa pun yang berkaitan dengan kegiatan GNI telah kami masukkan di situs. GNI juga telah melakukan pemetaan terhadap seni rupa modern maupun kontemporer di situs tersebut,” papar Andre.
Selaras dengan fungsi GNI sebagai pusat pendokumentasian Nasional. di tahun 2013 ada sejumlah karya seniman yang telah diakuisisi negara melalui GNI. “Sebagai pusat kajian karya penting para seniman Indonesia, untuk melengkapi karya yang sudah ada,” jelas Andre. Tercatat GNI telah melengkapi arsip dan dokumentasi yang bisa diakses secara online. Lengkap dengan direktori para seniman, sanggar dan komunitas se-Indonesia.
Sebagai lembaga pusat dokumentasi GNI mulai tahun 2014 akan meredisain tampilan halaman website GNI dengan tampilan terbaru. “Dalam satu tahun ini juga untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dan juga para wartawan, untuk hal tersebut GNI telah merilis ‘media galeri’ dengan menunjuk seorang kepala humas (Public Relations). Media Galeri dilengkapi dengan fasilitas seperti wifi, sarana komputer dengan ruangan yang telah dipersiapkan tentunya.” kata Andre.
PENDIDIKAN
Pendidikan seni rupa merupakan sebuah fase dalam berbagai daya dan upaya mengembangkan, menjaga eksistensi dari pendidikan seni rupa, telah GNI rancang dalam sebuah kurikulum yang dipersiapkan untuk para peserta didik dalam menghadapi tantangan masa depan. Bukan hanya kurikulum yang berperan penting bagi pendidikan seni rupa, akan tetapi peran pendidik seperti guru juga mempunyai peran yang sangat penting dalam aplikasinya.
Seni yang diajarkan para guru siswa di sekolah merupakan sekadar sarana untuk mengantarkan para siswa-siswi ke jenjang kedewasaan sebagai manusia yang berbudaya, sehingga pendidikan seni tidak boleh dipisahkan dari pendidikan bidang studi yang lainnya, Oleh karena itu pendidikan seni rupa merupakan bagian dari sebuah kesatuan bidang studi lainnya. Sifat ideologis, cultural praktis harus tetap seimbang dengan bidang studi lainya. “Untuk hal tersebut GNI kedepannya konsern ke para peserta didik agar mempunyai ilmu yang selaras dalam berbagai bidang yang dapat dimanfaatkan untuk bersaing di zaman yang semakin kompetitif seperti sekarang ini” ujar Andre yang merujuk kinerja GNI bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar sebuah, “Workshop yang bertajuk ‘menulis resensi pameran seni rupa” tambahnya. Ternyata masih banyak tenaga pengajar kesulitan untuk menyisihkan waktunya membuat materi disampaikanya menjadi tidak efisien dan efektif. Hal tersebut bisa menghambat kreativitas. Model pembelajaraan menjadi sesuatu hal yang sangat penting, wajib diperhatikan agar anak didik menjadi kreatif dan berkualitas.
GNI mengupayakan membuat sistem yang kami rancang agar berjalan efektif, efisien untuk para tenaga pendidik dalam tugas serta fungsinya sebagai pengajar selayaknya harus bisa membuatpeserta terdidik senang, termotivasi. GNI telah memilih model pembelajaran oleh tenaga pendidik yang telah memiliki jam terbang serta kompetensi yang berkualitas terbaik. Dengan model pembelajaran dan kualitas yang bagus, maka para peserta didik akan mempunyai suatu bekal yang benar-benar mereka butuhkan untuk masa depan. Selain itu, keseimbangan waktu menjadi faktor kunci dalam aktivitas pengajaran, karena banyaknya pengajar yang tidak bisa mengatur waktu pengajaran hingga materi yang disampaikan menjadi tidak efisien dan efektif.
Maka di 2014 GNI sebagai lembaga negara yang secara khusus menjalankan fungsinya sebagai musium seni atau art museum, juga sebagai pusat eksibisi. Giat menggelar pameran, GNI Kemendiknas memberikan Fungsi Edukasi yaitu dengan menggelar “Pameran Karya Seni Rupa Anak”. Hal tersebut beralasan karena karya anak Indonesia tidak kalah hebat dengan para seniornya. GNI juga memberikan kesempatan kepada tingkat pengajar atau dosen, untuk turut memamerkan karya mereka. Di mulai tahun 2013 GNI telah mengadakan kegiatan artist in residence, dari seniman Canada, Hungaria, Bulgaria, dari yang mendaftar 60 negara. Artist in residence berproses di Indonesia selama dua tiga bulan, dan karyanya akan dipamerkan, selain mendorong sejumlah seniman Indonesia untuk menggelar pameran di berbagai forum Internasional.
Pamerkan Karya Raden Saleh di 2014
Rencana GNI telah matang untuk kembali memamerkan karya-karya Raden Saleh, namun dengan konsep yang berbeda dari tahun 2012 lalu. “Pameran dari karya-karya Raden Saleh. Untuk kali nanti GNI menggelar dalam format yang berbeda, lebih mendekatkan ke sisi edukasinya,” ungkap Andre, di yakininya pengunjung tidak hanya menikmati karya-karya dari Raden Saleh saja, akan tetapi menginterpretasikan karya Raden Saleh itu sendiri. “Dengan mengundang beberapa seniman untuk menginterpretasikan karya-karya dari Raden Saleh di pameran tersebut. Tentunya banyak aktivitas lain yang sifatnya lebih ke edukasi,” paparnya.
Selain itu banyak pula kegiatan pameran lain. Di antaranya adalah Pameran Seni Rupa Manifesto #4, Pameran Maestro Seni Rupa Indonesia, Pameran (Triennale) Patung Kontemporer Indonesia, The 3th Jakarta International Photo Summit, dan sebagainya. “The 3th Jakarta International Photo Summit, pengunjung bisa menikmati karya-karya foto jurnalistik dari fotografer di seluruh dunia,” kata Andre.
Setelah sukses GNI mengaktivasi Rumah Budaya Indonesia melalui pameran Enchanted Shadow di Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada tahun 2013 ini, GNI kembali akan mempublikasikan karya-karya seniman lokal ke ranah Internasional di 2014 dengan negara tujuan Kamboja dan Belanda. (Yul Adriansyah)