Masih ingat dalam pikiran kita ketika riak perseteruan antara Rhoma Irama dan Jokowi terjadi. Kala itu Sang Raja Dangdut lebih memilih mendukung Fauzi Bowo dalam pencalonan Gubernur DKI 2012) lalu. Namun ternyata jagoannya itu kalah suara oleh Jokowi, dan Jokowi-lah yang terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Ahok. Bahkan media melansir ada sedikit kata-kata yang berbau SARA dilontarkan Rhoma Irama kala itu dalam mensikapi pencalonan Jokowi Ahok.
Kini keduanya seperti telah melupakan apa yang terjadi ketika masa kampanye dan pencalonan Gubernur DKI lalu. Keduanya tampak akrab seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa diantara keduanya. Keakraban itu terlihat tatkala acara Gladi Resik pada siang hari (31 desember 2013), di panggung Bunderan Hotel Indonesia jelang acara Jakarta Night Festival menyambut tahun baru 2014 pada malam harinya.
Keakraban sesungguhnya antara Jokowi dan Rhoma benar-benar dipertontonkan dihadapan pubik tatkala mereka berdua tampil sepanggung dan berduet menyanyikan satu nomor dangdut milik Rhoma yang berjudul ‘Darah Muda’. Duet merekapun berhasil menghibur Ribuan pasang mata yang hadir di Bundaran Hotel Indonesia.
Saat berduet dengan Rhoma pada malam pergantian tahun 2014 malam itu, Jokowi terlihat agak grogi. Apakah Jokowi Grogi karena yang menjadi partner duetnya sang Raja Dangdut.?. Atau boleh jadi Jokowi grogi karena kurang hafal betul akan lirik lagu ‘Darah Muda’ yang ia nyanyikan. Bahkan terlihat ada selembar contekan lirik lagu yang sengaja ia pasang di tiang microphone-nya.
Rasa grogi memang diakui Jokowi , bahkan sejak ia naik panggung dan bertemu dengan Rhoma Irama terus kemudian melihat ribuan penonton yang hadir bak lautan manusia, Jokowi mengaku” lirik lagu yang telah dihafalkannya seketika menghilang, padahal saya menghafal setiap hari dan di rumah sudah hafal loh. Tapi begitu di panggung malah hilang,” akunya.
Terjadinya duet kedua tokoh hebat ini memang tidak akan pernah terjadi kalau keduanya masih mempertahankan ego mengenang semasa Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu. Namun kini kita semua disuguhi “Tontonan dan Tuntunan” yang bagus oleh keduanya. Mereka berdua mempertontonkan keakrabannya, meski sebelumnya mereka berdua pernah berseberangan. Inilah contoh yang seharusnya juga bisa dipertontonkan oleh para pemimpin kita lainnya atau para public figure yang sempat berseberangan, namun setelah itu bisa akur dan berdampingan.
Selain itu, terjadinya duet sepanggung diantara kedua tokoh ini memang diawali oleh inisiatif dari Jokowi. Bahkan Jokowi juga mengakui kalau mengundang Rhoma Irama tidaklah mudah, sebab setiap hari dia harus melakukan komunikasi yang cukup intens sembari merayu Pak Haji Rhoma agar mau mengisi acara Jakarta Night Festival 2013.
Bahkan diakui pula oleh Jokowi, saat Jokowi pertama kali meminta Rhoma tampil di acara JNF, Rhoma sendiri sebetulnya sudah memiliki agenda lain di luar Jakarta. Sehingga Orang Nomor 1 di Jakarta ini sempat merasa pesimis bisa menghadirkan Rhoma di pesta malam Tahun Baru. Namun setelah melalui pembicaraan intens dan dibumbui sedikit rayuan tentunya. Maka Sang Raja Dangdut itu pun akhirnya luluh dan mengiyakan.
Kata-kata yang dipilih jokowi agar Rhoma bersedia tempil di JNF adalah, acara ini untuk menghibur masyarakat Jakarta. Maka Rhoma pun akhirnya bersedia untuk tampil di acara Jakarta night Festival 2013, yang sekaligus acara malam pergantian Tahun baru dari 2013 menuju 2014.
Apa yang ditunjukkan oleh kedua tokoh ini memang patut diapresiasi dan sekaligus menjadi contoh, meski mereka pernah berseberangan, namun kini seolah telah mengubur semua perbedaan itu. Musik memiliki ke-magis-an dari sisi yang lain. Terbukti dengan musik kedua tokoh ini mampu memberikan ‘Tontonan dan Tuntunan’ yang sangat baik bagi masyarakat Jakarta dimalam Tahun baru. Musik pulalah yang menjadiakan kedua tokoh ini ada dalam satu panggung dalam kebersamaan, kedamaian dan keceriaan. Jayalah Musik Indonesia.!. Tex: Irish. Foto: Istimewa