Sabyan Gambus dan Pertanda Rindu Bangsa Ini Akan Kedamaian

oleh
oleh

JAKARTA, VoiceMagz.com – Ramadhan tahun ini menjadi berkah buat grup musik Sabyan Gambus. Mereka tiba-tiba naik daun lewat dua video musik gambusnya yang jadi trending di Youtube. Pertama, ‘Ya Habibal Qolbi’ yang sudah ditonton 142,987,710 kali dan ‘Deen Assalam’ yang sudah ditonton 64,350,208 kali terhitung pada 11 Mei 2018.

Walau baru ‘meledak’ sebulan ini, tapi hal ini tak diperoleh Sabyan dengan instan. Mereka kenyang manggung tanpa dibayar atau hanya diupah dengan ucapan ‘terima kasih’.

Dan tiga tahun sejak Sabyan Gambus didirikan pada 2015, honor grup musik yang mengawali karier dengan manggung di hajatan pernikahan tersebut naik lebih dari 10 kali lipat. Pada awal kehadirannya, tarif mereka baru berkisar Rp3-4 juta sekali manggung.

Tapi sekarang, mereka dibayar Rp30 juta sampai Rp40 juta sekali pentas. Ayus, salah satu pendiri grup Sabyan Gambus mengatakan, dalam sepekan grup musiknya hanya libur manggung dua hari.

Lalu, jika Sabyan Gambus pentas sepekan lima kali saja dengan sehari tampil di dua panggung berbeda, dalam satu bulan mereka bisa mengantongi sekitar lebih dari Rp600 hingga Rp800 juta. Belum lagi pemasukan dari video mereka yang meledak di Youtube dengan angka rata-rata di atas 50 juta penonton. Bisa diperkirakan berapa mereka kini mengantongi pemasukan.

Meledaknya animo penikmat musik Indonesia akan lagu-lagu grup yang terdiri dari Nissa (vokalis), Ahmad Fairuz alias Ayus (keyboard), Sofwan Yusuf alias Wawan (perkusi), Kamal (darbuka), Tubagus Syaifulloh alias Tebe (biola atau gambus), dan Anisa Rahman (backing vokal) ini setidaknya menjadi sebuah penanda bahwa ada sebuah kerinduan terhadap musik-musik religi, khususnya yang dibawakan dengan cara kekininian namun tak meninggalkan ciri khas utama sentuhan gambus.

Belum lagi sosok Nissa sebagai vokalis yang juga menjadi daya pikat grup ini. Dara cantik ini memang memiliki suara merdu nan bening. Saat mendengar suara lulusan SMK 56 Jakarta jurusan Ototronik (otomotif dan elektronik) ini melantunkan syair-syair shalawatnya, serasa sejuk indra pendengaran.

Lalu apa yang menjadi magnet bagi pendengar lagu-lagu Sabyan Gambus hingga menjadi hits? Mungkin pertanyaan itu bisa dijawab dengan adanya sebuah kerinduan spiritual melalui pesan-pesan Islami yang disampaikan melalui lagu-lagu bernuansa gambus ini.

Lagu ‘Deen Assalam’ contohnya. Lagu yang berisi syair tentang toleransi ini punya pesan mengajak umat Islam untuk membangun tolerasi yang belakangan ini banyak terkoyak. Lagu ini memang terasa pas menggema disaat kondisi tanah air tengah hiruk pikuk dengan intoleransi.

Padahal, sejak dahulu Indonesia merupakan negeri yang kaya akan keberagamannya dari suku, agama, serta budaya. Dan perbedaan itu tak menjadikan negeri ini lemah, justru dengan perbedaan itulah Indonesia menjadi negeri kaya dan dikenal di seluruh dunia.

Pesan inilah yang ternyata bisa ditangkap terutama oleh kalangan milenial lewat lagu yang dipopulerkan pertama kali oleh Sulaiman Al Mughny ini. Setidaknya bisa dilihat dari meledaknya jumlah penonton Sabyan di Youtube. Hal ini membawa pertanda bahwa bangsa ini sebenarnya rindu akan kedamaian di atas keberagaman yang ada.

Semoga kaum milenial negeri ini bisa menangkap makna dan tak sekadar suka karena irama lagu dan penampilan grup yang bak oase di tengah gurun ini. (NVR – disarikan dari berbagai sumber)

No More Posts Available.

No more pages to load.