Industri musik Tanah Air, nyaris tak menyisakan ruang besar bagi band-band berkontur progresif atau alternatif. Kalau pun ada, kebanyakan hanya berkutat di komunitasnya sendiri. Padahal, dari ranah genre musik yang satu ini justru lahir sejumlah band berkaliber bintang lima yang personelnya memiliki skill mumpuni.
Salah satunya adalah Scaller. Sebuah band rock alternatif yang terbentuk bulan Mei 2012, dari perjodohan pasangan muda, Reney Karamoy dan Stella Gareth dalam dunia musik, khususnya rock alternatif yang sudah dilakoninya sejak SMA. Setelah malang-melintang selama lima tahun di beberapa event dan bermusik dengan membawakan lagu-lagu orang, akhirnya di penghujung 2012 lahir mini album pertamanya bertajuk “1991” lewat label Demajors.
Album ‘1991’ yang berisi lima lagu, yakni ‘Live And Do’, ‘Dreamer’, ‘Stay On The Track’, M.I.B (Mind Is Battlefield), dan Time’s Full Of You’. Reney dan Stella memaknai albumnya, adalah sebuah energi yang terserap dari sebuah evolusi perjalan musik rock dari tahun 80’an menuju era 90’an. Lewat etos kerja Do It Yourself (lakukan sendiri.red), dengan eksplorasi mereka selama ini untuk menjadi diri sendiri yang memiliki karakter berbeda, membuahkan hasil.
Ada yang menarik dari pasangan ini, angka ‘1991’ yang menjadi judul albumnya, merupakan sama-sama tahun kelahiran mereka berdua. Makanya pasangan duo, Reney Karamoy yang beramain guitar, Stella Gareth dengan keyboard, serta Didi pada drum sebagai additional player, melahirkan komposisi lagu yang sangat menarik. Dalam setiap lagunya, mereka selalu bercerita tentang makna lagu yang akan mereka mainkan. Berbagi peran masing-masing dalam membuat karya lagu, karena Stella sebgai lead vocal, maka ia yang lebih banyak membuat lirik sesuai karakternya. Kalaupun mengangkat tema cinta, Scaller membalutnya dengan musik yang berbeda dengan lagu-lagu cinta kebanyakan. Dan mereka menunjukkan skill permainan musik dengan memainkan sebuah melodi dan ritmik yang kadang lambat dan menghentak.
Scaller yang akan melakukan promo tour akhir Desember atau awal Januari 2014 nanti, mini album bertajuk ‘1991’ sudah bisa diperoleh di jalur distribusi alternatif yang disebut dengan distro (distribution outlet). Mereka sangat meyakini, bahwa musik mereka punya market sendiri. Pilihan di jalur independen, seperti diakui Reney jauh lebih enjoy, karena mereka bisa bebas bereksplorasi baik dalam menciptakan karya musik, karena ketika musik dikuasai oleh kepentingan industri dan menjadi komoditas, maka kreatifitas akan terbatas. Makanya mereka menolak ketika ada sebuah lebal besar menawarinya bergabung, karena tidak adanya kesepahaman dan aturan yang membatasi mereka.
Siapa bilang band independen Indonesia tidak bisa sukses? Jangan salah, mereka sudah terlatih untuk survive di industri musik, dan bahkan ada beberapa nama besar berbicara di kancah internasional. Ketika musik jadi pilihan hidup, jangan pernah berhenti berkreasi. Kalau kita menikmati, tidak akan menjadi sulit menemukan passion kalian untuk menuju sukses. Selamat buat Scaller!|edo