Inilah Alasan Utama Borobudur Belum Bisa Saingi Angkor Wat

by -1,881 views

JAKARTA, Voicemagz.com – Pihak pengelola wisata Candi Borobudur melihat kendala pintu masuk utama menjadi alasan masih belum maksimalnya kunjungan wisatawan mancanegara ke destinasi wisata yang masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia ini jika dibandingkan dengan Angkror Wat di Kamboja.

“Secara geografis Angkror Wat ada dalam wilayah yang berbatasan dengan 4-5 negara, hal ini memungkinkan orang melakukan perjalanan dengan sangat mudah. Tapi itu bukan excuse. Akar masalahnya adalah pintu masuk ke kawasan Joglosemar yang belum kondusif. Dengan adanya Bandara kelas internasional setara seperti Soetta, Yogya akan punya pintu masuk sendiri. Kuncinya disitu, semoga dengan dibangunnya airpot baru masalah ini akan teratasi,” ujar Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), Edy Setijono di Jakarta, Selasa (30/1).

Ia mengatakan, sekarang masih ada kesempatan untuk persiapan memberikan standar pelayanan yang bagus sehingga nanti pada saatnya standar itu betul-betul menuju pelayanan kelas dunia.

“Kami semakin optimistis, ketika infrastruktur sudah dibangun sangat baik oleh pemerintah pusat, menjadi tugas kami pengelola destinasi ini untuk menyiapkan destinasi itu sendiri,” katanya.

Edy menilai kawasan Borobudur ekosistemnya sudah mulai terbentuk, masyarakat sudah mulai tumbuh partisipasinya, karena yang paling utama adalah bagaimana sektor pariwisata dapat memberi manfaat langsung kepada masyarakat.

Ia menuturkan meski pemerintah mentargetkan 2 juta wisatawan mancanegara pada 2019, bukan berarti partisipasi wisatawan domestik diabaikan. Peran wisatawan mancanegara lebih didorong untuk meningkatkan devisa negara.

“Oleh karena itu kami mendorong untuk wisatawan mancanegara dan kami optimistis tahun 2019 angka tersebut bisa diraih, karena kebersamaannya sudah mulai terbentuk. Saya lihat desa-desa di kawasan Borobudur sudah mulai tumbuh, sudah mulai menggeliat,” katanya.

Edy menambahkan, mengembangkan Borobudur sebagai destinasi wisata harus meletakkannya sebagai inspiring heritage.

“Tidak boleh hanya sebagai world class heritage. Borobudur tidak sekadar sebagai taman hiburan, tetapi harus ditempatkan sebagai living monument atau living museum. Borobudur harus menjadi inspirasi peradaban,” pungkasnya. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.