JAKARTA, VoiceMagz.com – Guna mengejar target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp140 triliun tahun ini, yang 60%-nya disalurkan ke sektor produksi, pemerintah menciptakan program KUR sektor pariwisata sebagai salah satu terobosan baru.
Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan, KUR pariwisata bukan hanya mengejar target penyaluran KUR di sektor produksi, namun juga menggenjot penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata.
“Karena pariwisata sumber pendapatan devisa terbesar kedua kita, ya kami dorong untuk KUR pariwisata. KUR-nya prinsipnya sama suku bunganya 7% untuk pengembangan pariwisata untuk daerah-daerah wisata utama. Termasuk dia yang jual suvenir itu kami bisa masukkan produksi,” kata Iskandar saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk ‘Terobosan Baru KUR’ di Jakarta, Kamis (4/4).
Dia menilai tingginya penerimaan devisa negara sangat penting bagi perputaran roda perekonomian dan sumber pembiayaan perekonomian.
“Misalkan (jual) suvenir, dia mendatangkan devisa negara, ada sumber pendapatan devisa baru buat negara, uang itu bisa diinvestasikan sehingga bisa berputar untuk sumber pembiayaan roda perekonomian kita. Karena itu kami masukkan sektor produksi untuk KUR pariwisata,” tandasnya.
Oleh sebab itu, dia tidak membatasi berapa besar plafon yang ditarget. Maka, lembaga keuangan penyalur KUR dipersilakan menyalurkan KUR pariwisata selama dia masih memiliki ruang dan potensi.
“Kami nggak punya target, jadi sebanyak-banyaknya juga boleh sepanjang potensi itu ada. Karena pariwisata nomor dua (dalam penerimaan devisa negara), bahkan bisa menyalip sawit, nanti jadi nomor satu. Maka itu, kami enggak membatasi, kalau kami tetapkan plafon kan sayang juga kalau masih ada space, padahal kan dia masih bisa ngasih KUR lagi di pariwisata. Makanya, kami fleksibel di Rp140 triliun yang penting 60%-nya di sektor produksi,” jelas Iskandar. (NVR)