JAKARTA, VOICEMAGZ.com – Bahaya stunting tak hanya menjadi permasalahan pemerintah, tetapi menjadi masalah kita bersama. Oleh sebab itu diperlukan kepedulian bersam pula.
Berkaca dari itu semua, Nayla Punjabi menunjukkan kepeduliannya dengan membuat film dokumenter pendek berjudul Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Populations.
“Tujuan aku bikin film dokumenter ini agar mereka bisa memahami stunting adalah sebuah isu penting. Film dokumenter ini bisa menjadi edukasi dan menginspirasi. Sebab itu, saya ingin membawa isu yang penting ini lewat film dan dapat menjangkau lebih banyak orang,” kata Nayla Punjabi.
Film ini merupakan MD Entertainment Foundation dan 1000 Days Fund. Indonesia’s Silent Emergency memperlihatkan perjuangan keluarga di pedesaan yang rawan stunting dan dampak jangka panjang stunting dalam pertumbuhan anak.
Film ini menghadirkan kisah personal warga pedesaan di Pulau Komodo dan NTT lain. Termasuk menghadirkan masalah lain seperti gizi ibu yang buruk, kebersihan yang tidak memadai, dan akses terbatas ke layanan kesehatan.
“Jadi kami ini fokus terhadap posyandu dan bikin pelatihan para tenaga kesehatan yang ada di puskesmas. Karena fokus ke NTT itu prevelansi stunting sedang tinggi. Tidak banyak organisasi dan NGO yang berkerja disana, kebanyakkan hanya fokus di Pulau Jawa. Kami ingin berfokus pada layanan konseling dan pendampingan serta memberikan informasi,” kata Fund Zack Petersen selaku Co Founder 1000 days.
Beby Tsabina yang menyaksikan film merasa tertampar ketika melihat fakta di dokumenter tersebut. Melihat fenomena itu, Beby jadi belajar mengenai pentingnya gizi anak dan seorang ibu.
“Film tersebut memberikan pandangan baru tentang hal stunting. Pertama aku memang perempuan juga dan isu ini sangat penting untuk diketahui sebagai perempuan. Sebagai anak muda harus peduli dengan isu ini dan kita harus paham soal ini setelah itu baru menyampaikan dilingkungan terdekat,” kata Beby Tsabina.
Indonesia’s Silent Emergency akan tayang perdana di YouTube MD Entertainment pada 3 September 2024./Din.
