Pasca Kasus Pembunuhan, WhatsApp Umumkan Aturan Baru

oleh
oleh

NEW DELHI, VoiceMagz.com – Aturan baru akan segera diumumkan WhatsApp, terutama untuk India. Aplikasi pesan dan panggilan telepon ini berencana akan membatasi jumlah pesan yang dapat diteruskan untuk mencegah penyebaran informasi palsu di platform-nya.

Hal ini dilakukan setelah terjadi pembunuhan yang dikaitkan dengan edaran pesan di kelompok WhatsApp di India.

Pada Kamis (19/7) pemerintah India mengeluarkan peringatan serta menyatakan WhatsApp dapat diproses secara hukum jika tak segera melakukan pembenahan.

Dengan lebih 200 juta pemakai, India adalah pasar terbesar WhatsApp. Pengguna WhatsApp di India adalah yang terbanyak menggunakan fitur meneruskan pesan, foto dan video dibandingkan di negara-negara lain dunia.

Lewat sebuah blog yang diterbitkan di situsnya, WhatsApp menyatakan jika uji coba pembatasan penerusan pesan dapat diterapkan ke semua pengguna. Tetapi bagi pengguna di India, fitur meneruskan pesan dapat dibatasi lebih jauh lagi.

Seorang juru bicara WhatsApp di India mengatakan kepada BBC, dengan ketentuan baru ini maka satu orang hanya dapat meneruskan pesan sebanyak lima kali. Meskipun demikian, hal ini tidak akan menghentikan anggota lain dari kelompok yang meneruskan pesan untuk memiliki lima chatnya sendiri.

WhatsApp berharap langkah ini akan mencegah jumlah pesan yang diteruskan. Pihaknya juga mengatakan akan mencabut tombol penerusan dengan cepat di sebelah pesan berisi foto dan video.

Aturan serta perubahan ini dilakukan pasca terjadinya serangkaian pembunuhan massal yang menewaskan 18 orang di India sejak April 2018. Sejumlah laporan menyebut, jumlah korban meninggal sebenarnya jauh lebih besar lagi.

Kekerasan diduga terjadi karena desas-desus penculikan anak yang menyebar lewat WhatsApp. Hal ini menyebabkan banyak orang menyerang pihak-pihak yang tidak dikenal. Polisi India sendiri mengatakan sulit untuk meyakinkan orang bahwa pesan tersebut adalah palsu.

Dalam sebuah kasus pembunuhan yang baru terjadi di negara bagian Tripura, India, korbannya adalah seorang pria yang ditugaskan pemerintah untuk berkeliling desa, guna mengatasi desas-desus yang disebarkan lewat media sosial. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.