PAPPRI Jakarta Raya Sebut Komentar Iis Dahlia Tak Pantas

oleh
oleh
Iis Dahlia dan Waode Sofia
Iis Dahlia dan Waode Sofia.

JAKARTA, VoiceMagz.com – Beberapa hari terakhir ini, warganet ramai membicarakan sosok pedangdut Iis Dahlia. Komentar Iis terhadap penampilan seorang peserta audisi Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 2018, Waode Sofia dipandang warganet menyinggung perasaan dan tidak tepat dilontarkan musisi sekaliber Iis, termasuk juga dua juri audisi lainnya yakni Trie Utami dan Benigno.

Berbagai kecaman dan komentar negatif warganet pun membanjiri ketiganya, utamanya pada Iis Dahlia. Komentarnya pada Waode, peserta asal Bau-Bau, Sulawesi Tenggara saat masuk ke ruang audisi yang lebih mempermasalahkan soal tampilannya yang sederhana dan polos tanpa riasan, terdengar sangat tak pas dengan ajang KDI yang merupakan ajang pencarian bakat menyanyi dangdut.

“Kamu ketemu teman-teman kamu nggak tadi di luar? Mereka kayak gimana mau audisi? Pakai bedak nggak? Pakai lipstik nggak? Pakai baju yang benar nggak?” ujar Iis seperti dikutip dari kanal KDI MNCTV di YouTube, Kamis (19/7).

Waode sendiri beralasan bahwa baju yang sudah ia persiapkan ketinggalan di kampung halamannya. Dua juri lainnya yakni Benigno dan Trie Utami lantas meminta Waode mencari pinjaman pakaian dan berdandan sebelum kembali lagi.

Menanggapi hal ini, Persatuan Artis, Penyanyi dan Pemusik Indonesia (PAPPRI) Jakarta Raya menyesalkan tindakan yang dilakukan ketiga juri audisi KDI 2018 ini. PAPPRI Jakarta Raya melihat, walau menunjang, esensi dari ajang pencarian bakat menyanyi bukan pada tampilan fisik semata.

“Kita sesalkan komentar tiga juri itu, terutama Iis Dahlia. Harusnya ajang seperti KDI ini lebih mengedepankan kemampuan bernyanyi. Terlepas hal ini adalah gimmick atau bukan, tetap saja tidak pantas jika mereka mengomentari peserta audisi seperti itu. Ingat, dulunya tampilan mereka juga seperti apa,” tegas Bendahara PAPPRI Jakarta Raya, Roro Racmawati di Jakarta, Minggu (22/7).

Ia menilai, komentar para juri cenderung memperkeruh suasana dan berpotensi menimbulkan kebencian. Apalagi belakangan ini, dunia maya sudah terlalu banyak dipenuhi dengan ujaran kebencian.

“Jangan lagi dunia entertainment ditambah dengan hal-hal seperti itu. Harusnya entertainment menghibur, bukan malah tambah bikin panas suasana,” tandasnya.

PAPPRI Jakarta Raya, imbuh Roro, menghimbau ke depannya para calon musisi yang akan terjun ke dunia hiburan untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini.

“Contohnya, PAPPRI Jakarta Raya punya lembaga bagi para calon musisi yang akan terjun ke dunia hiburan, namanya Do Re Mi. Disitu ada musisi-musisi handal yang akan memberikan masukan, silakan bisa ke sana dulu,” ucap Roro memberi solusi.

Iis sendiri mengaku tak mau mempermasalahkan lagi hal ini. Kecaman, bahkan hujatan bukan hal baru baginya, terutama setelah ia menjadi juri ajang pencarian bakat selama enam tahun terakhir ini.

“Aku sih udah kebal, udah jadi juri enam tahun, nah ini belum apa-apa. Nanti kalau ada anak yang saya keluarin adalah saya mau disantet, mau dibunuh dijalan itu udah biasa,” kata Iis saat dihubungi media, Jumat (20/7) seperti dilansir dari Kompas.com. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.