Pemerintah Masih Galau Dalam Pengembangan Industri Kopi Indonesia

oleh
oleh

JAKARTA, Voicemagz.com – Iklim industri komoditas kopi Indonesia saat ini mulai dibangun. Cita-cita idealnya menjadikan kopi Indonesia kembali menjadi nomor satu lagi. Saat ini, kopi asal Indonesia menjadi nomor empat di dunia setelah Kolombia, Brazil dan Vietnam. Terakhir, kopi Indonesia menjadi nomor satu dunia pada tahun 1732 atau hampir 300 tahun yang lalu.

“Pemerintah kami nilai tidak abai, tapi galau dalam mengembangkan industri kopi Indonesia. Kalau mau peduli, kita minta pemerintah tidak lagi mengizinkan ekspor kopi dalam bentuk green beans melebihi 80 persen dari total produksi kopi Indonesia. Kopi Indonesia harus dijual dalam bentuk olahan,” tegas Rudi Ersyan, pembina Koperasi Komunitas Kopi Indonesia (KOKOPI) di sela-sela event ‘The Indonesia Coffee Expo 2018’ di Jakarta, Sabtu (3/2).

Presiden Joko Widodo (Jokowi), lanjut Rudi belakangan ini sudah mulai memperhatikan industri kopi Indonesia. Bahkan kopi Indonesia sudah mulai dijadikan komoditas barter dengan pesawat tempur sekelas Sukhoi.

“Sekarang ini pergerakan komunitas kopi sudah luar biasa. Kami ingin pemerintah kedepannya membantu dengan membuat kebijakan yang juga mendukung petani dan pelaku industri kopi Indonesia,” lanjutnya.

Bicara soal potensi, kopi Indonesia merupakan komoditas potensial yang sudah mendunia sejak lama dan berpeluang merebut kembali posisi pertama setelah selama ini menduduki nomor empat setelah Brazil, Columbia, dan Vietnam.

“Secara geografis Indonesia nomor satu. Dari luas lahan dan hamparan gunung berapi yang cocok bagi perkebunan kopi. Setelah Belanda pergi sampai sekarang, kita nggak pernah lagi nomor satu. Pertanyaannya, pertama, kenapa mesti di zaman Belanda kita menjadi nomor satunya? Apa sekarang kita nggak bisa? Kedua adalah, bagaimana kita memberikan edukasi kepada petani agar penjualannya semakin naik? Hal ini agar kesejahteraan petani meningkat dan produktivitas semakin meningkat,” imbuh Ronald FR Suprapto, Ketua Umum KOKOPI.

Menurutnya, pertumbuhan industri kopi Indonesia ironisnya tidak berbanding lurus dengan kehidupan petani kopi sendiri, yang masih harus berjuang untuk hidup lebih sejahtera. Padahal, menurut dari data International Coffee Organization (ICO), pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia lebih besar daripada dunia, yakni 8 persen dibandingkan dengan 6 persen angka pertumbuhan konsumsi kopi dunia.

“Anggota dari koperasi komunitas kopi Indonesia tersebar di 11 provinsi dan disini kami berusaha membangun platform online dan offline. Dan online-nya adalah mimpi kita sedang dikerjakan oleh tim akan menjadi salah satu unit cari unit kerja unit nggak hanya sekedar online di Indonesia tapi sekarang juga offline seperti acara sekarang ini karena apa? Bicara kopi itu tidak melulu online karena harus dirasa dan dicoba juga,” papar Ronald. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.