JAKARTA, VoiceMagz.com – Proses pengembangan dan pembangunan pesawat R80 masuk tahapan baru. PT Regio Aviasi Industri (RAI) bekerjasama dengan dua perusahaan asal Italia, LEONARDO Aerostructures Division dan LAER melakukan pengembangan dan pembuatan komponen aerostruktur utama pesawat R80.
Komisaris PT RAI, Ilham Habibie menjelaskan, kedua perusahaan tersebut berkomitmen berpartisipasi dalam program pengembangan dan pembuatan komponen badan pesawat hingga buntut, di luar bagian kokpit dan sayap.
“Kita sudah menyepakati kerja sama, mengkaji bagian badan sampai buntutnya,” kata Ilham di Jakarta, Kamis (22/2).
Dijelaskannya, LEONARDO Aerostructures Division merupakan bagian dari perusahaan besar Italia di bidang pengembangan dan pembuatan komponen aerostruktur utama untuk pesawat sipil yang meliputi desain dan badan pesawat. Sedangkan LAER merupakan perusahaan Italia yang spesiais dalam bidang perancangan dan pembuatan aerostruktur dan banyak berpartisipasi dalam program pembuatan pesawat di dunia.
Ilham menegaskan, meski mitra pemasok beberapa komponen pesawat ini dari luar negeri, namun proses perakitan pesawat R80 tetap di Indonesia.
”Perakitan semua dibuat di Indonesia karena kita tanggung jawab dengan pesawat R80 ini,” tandas Ilham.
Pihaknya mengharapkan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ikut berperan, terutama pada beberapa komponen yang belum mendapat kepastian mitra pemasok seperti komponen sayap, kokpit, dan mesin.
“Kita mengharapkan PT DI menggambil bagian ini, misalnya kokpit, sayap,” ucap Ilham.
Ilham mengaku memaklumi sikap PT DI yang belum memberikan tanggapan atas permintaan pihaknya ini lantaran sedang fokus menggarap pesawat N219.
“Sudah ada pembicaraan. Kita sudah berkali-kali ngomong, tetapi belum secara formal. Mereka masih sibuk dengan N219. Saya bisa mengerti, jadi mereka memang belum bisa komit dengan ini,” ucapnya.
Ia juga mengungkapkan kendala lain dalam pengembangan dan pembuatan R80, yakni dari sisi pendanaan karena tidak ada bank yang mau memodali proyek pengembangan karena belum ada kepastian keuntungan yang didapat dari hasil pengembangan.
“Kalau pengembangan tidak bisa dibiayai bank di mana pun di dunia karena belum menjual, nanti ada namanya modal kerja karena ada kontrak bukti pengembalian,” papar Ilham.
Untuk diketahui, PT RAI sendiri sudah menyelesaikan fase pertama pengembangan dan pembangunan pesawat R80 yang meliputi desain dasar dan kelayakan pada 2016. Untuk fase dua yang meliputi pembangunan keseluruhan ditargetkan selesai 2025. Kemudian fase tiga produksi dan penyerahan pesawat ke pemesan. (NVR)