Dahlan Iskan bukan orang biasa, tetapi orang” Luar Biasa”. Itulah kesan yang saya tangkap ketika selesai nonton Gala Premier film “Sepatu Dahlan” yang digelar pada Selasa 1 April 2014 di Epicentrum XXI Kawasan Kuningan Jakarta.
Kemiskinan yang terjadi di keluarga Iskan (Ayah Dahlan Iskan) bukan berarti akhir dari segala-galanya, atau bukan berarti pula matinya sebuah cita-cita. Kekuatan ikatan keluarga yang dilandasi dengan ajaran moral dan kasih sayang yang kuat, terbukti mampu merubah segala-galanya dimasa mendatang. Itulah yang telah dibuktikan oleh keluarga Iskan dan Istrinya dalam mendidik moral maupun spiritual terhadap anak-anaknya, meskipun sepanjang hidupnya didera dengan kemiskinan.
Gambaran diatas bukanlah gambaran fiktif atau rekayasa. Tetapi itulah kenyataan hidup (True Story) yang dialami oleh Dahlan Iskan (Sekarang Menteri Badan Usaha Milik Negara, BUMN) bersama keluarganya semasa kecil. Cerita nyata ini kemudian dinovelkan oleh Khrisna Pabichara dan terjual laris manis hingga meraih ‘Mega Best Seller”. Kemudian diangkat ke layar lebar oleh Benny Setiawan, dengan menggandeng actor kawakan Donny Damara (Bapak Iskan), Kinaryosih (Ibu Iskan),Adji Santosa (Dahlan Kecil), Ray Sahetapy (Kiyai Mursyid), H. Kirun (Juragan Akbar) Muncle Khatulistiwa (Ustad Jabbar).
Film berdurasi 90 menit ini digarap dengan sangat apik oleh Benny Setiawan dan kawan-kawan, meski tanpa turut campur apapun dari Dahlan Iskan namun Dhalan Iskan mengaku hampir mirip dengan kejadian sesungguhnya.
“Saya bukan orang yang punya ide atas film ini, juga bukan orang yang membiayai film ini. Sayajuga tidak mengintervensi apalagi titip pesan,. Mungkin kata-kata ini sulit dipercaya, tapi, ya tidak apa-apa”. Ungkap Dahlan Iskan Ketika Preskon usai nonton film tersebut.
“ Film ini hampir mirip dengan keadaan yang sesungguhnya, tetapi sebenarnya kehidupan kami lebih miskin dari yang digambarkan dalam film tersebut, misalnya dalam film itu terlihat lantainya ada semacam batu bata begitu, tetapi yang sebenernya dari tanah, atau langsung tanah” tambah Dahlan.
“ Kemudian tadi ada tempat tidur, sedang yang sesungguhnya saya dan adik saya itu tidurnya cuma pakai tiker begitu, dan tidak ada tempat tidurnya, jadi langsung digelar ke tanah. Makanya kalau ngompol pasti ketahuan, karena kalau paginya tikernya digulung ada semacem kaya gambar pulau terlihat membekas di tanah”. Bahkan ketika saya sudah menikah, saya dan istri sayapun tidurnya juga nggelar tiker di tanah,” Kenang Dahlan.
“Saya orang yang gemar membaca Novel, Setip bulan sekali saya pasti membaca 1 novel. Biasanya kalau karya Novel pasti lebih bagus daripada filmnya. Tetapi kali ini antara novel dan filmnya sama-sama bagus”, puji Dahlan.
Selain itu Dahlan Iskan membantah sengaja memutar film Sepatu Dahlan di bioskop berdekatan dengan Pemilu Legislatif 2014, sebagai ajang untuk memperkenalkan dirinya kepada masyarakat, mengingat Partai Demokrat berencana menggelar survei elektabilitas peserta konvensi mulai 10 April 2014.
Sutradara maupun produser film ini juga menegaskan, pemutaran film Sepatu Dahlan tak bermuatan politis. Film tersebut menyasar segmen penonton anak-anak dan keluarga, dengan tujuan mendorong semangat orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi untuk tetap bisa menggapai cita-cita.
“Produksi baru bisa dilaksanakan akhir 2013. Ini masalah nasib kami baru dapat jadwal (putar) sekarang. Jangan berpikir politik, nikmati saja film ini,” ungkap Rizal Kurniawan salah satu produser film Sepatu Dahlan.
Meskipun voicemagz bukannya tidak berhak mengajak atau menyuruh siapaun untuk menonton film ini, tetapi voicemagz sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton setiap keluarga Indonesia. Karena ceritanya sangat inspiratif. Semoga film ini sanggup menginspirasi keluarga Indonesia, terutama keluarga yang tidak mampu. Karena Keetidak mampuan bukan berarti kiamat segalanya, justru berangkat dari ketidak mampuan atau kemiskinan itulah Dahlan Iskan bisa menjadi Menteri BUMN dan menjadi boss dari Jawa Pos serta 400 perusahaan lainnya.
Film Sepatu Dahlan ini menurut rencana akan diputar secara serentak di bioskop di seluruh Indonesia mulai 10 April mendatang. “ Jadi kata kuncinya 9 Nyoblos 10 Nonton”, tutup Dahlan sambil tertawa.|Irish|foto: Dudut