JAKARTA, VoiceMagz.com – Wacana bioskop terjangkau bagi rakyat, perlahan tapi pasti mulai terwujud.
Adalah PD Pasar Jaya bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Keana Film coba mewujudkan fasilitas nonton film bagi masyarakat menengah ke bawah.
Perdana, bioskop rakyat ini hadir di Pasar Teluk Gong, Jakarta Utara. Dengan nama Indiskop, fasilitas ini akan segera melengkapi pasar yang biasa menjual kebutuhan sehari- hari masyarakat di sekitarnya.
“(Harga) tiketnya kurang lebih di Rp15.000 sampai Rp20.000, kurang lebih segitu range-nya, tetapi kami masih memastikan angka itu bisa terjangkau masyarakat,” ujar Dirut PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin yang mendampingi Sekda DKI Jakarta, Saefullah di Pasar Teluk Gong, Jumat (23/11).
Selain sebagai fasilitas menonton, bioskop yang tengah dalam proses penyelesaian ini nantinya bisa menjadi pusat kreasi anak muda.
“Saya bersyukur sekali gagasan membuat Indiskop diterima dan dikerjakan bersama dengan Pemda DKI Jakarta dan Bekraf. Nantinya bioskop ini akan hadir dua layar ditambah fasilitas penunjang sebagai pusat kegiatan berkreasi bagi masyarakat sekitar pasar Teluk Gong ini,” imbuh Marcella Zalianty, Direktur Utama Keana Film yang juga Ketua Umum Parfi 56.
Pembangunan bioskop di pasar Teluk Gong ini, lanjut Marcella merupakan pilot project bagi sarana yang sama di kota-kota lainnya.

Adanya bioskop rakyat seperti Indiskop ini juga semakin membuka lebar pasar bagi produser film untuk memasarkan filmnya. Sementara bagi masyarakat, semakin terbuka juga kesempatan menonton film terutama karya produser dalam negeri.
“Dengan fasilitas yang tidak jauh berbeda dari bioskop yang ada di pusat pusat perbelanjaan mewah, Indiskop juga bisa menjadi sarana alternatif peredaran film Indonesia yang sering mendapat perlakuan tidak adil dari pemilik-pemilik jaringan bioskop. Hanya karena jumlah penonton yang kurang, film langsung diturunkan dan produser merugi. Padahal jika diputar di bioskop dengan harga yang terjangkau, bisa jadi film yang tadinya dianggap tidak laku, ternyata laku di kalangan masyarakat menengah ke bawah yang enggan atau tak mampu menonton di pusat perbelanjaan mewah,” beber Marcella.
Indiskop sendiri nantinya akan memutar film empat kali sehari pada hari biasa dan lima kali sehari di akhir pekan. Fasilitas bangku, sistem tata suara, proyektor dan layar tidak jauh berbeda dengan bioskop berjaringan yang sudah ada.
“Teknologi digital saat ini membuat segalanya jadi mudah dan berkualitas. Saya mengajak Pemda di kota lain untuk mendirikan bioskop seperti Indiskop ini sebagai bentuk layanan kepada masyarakat yang membutuhan sarana hiburan dan pengembangan kreativitas,” pungkas Marcella. (NVR)