Inilah Upaya Rumah Batik dan Tenun Angkat Level Kain Indonesia

oleh
oleh

JAKARTA, VoiceMagz.com –  Sebuah wadah bagi pemberdayaan perajin kain tradisional di berbagai daerah diluncurkan baru-baru ini.

Wadah yang diberi nama ‘Rumah Batik dan Tenun Indonesia ini diluncurkan di sela pagelaran Eco Fashion Week di Gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu (1/12).

Ke depannya, ‘Rumah Batik dan Tenun Indonesia’ mampu menjadi marketing board bagi program-program pemberdayaan kain berbasis dana zakat, infak dan sedekah yang dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

“Dengan bantuan yang diberikan sejak Desember 2017, masyarakat yang awalnya hanya memperoleh upah Rp200 ribu per kain, kini mendapatkan penghasilan Rp1 juta tiap kain. Dalam sebulan, para perajin dapat menghasilkan dua lembar kain songket, artinya mereka sudah mampu berpenghasilan Rp2 juta per bulan,” ungkap Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, M Nasir Tajang saat peluncuran.

Untuk diketahui, melalui program Zakat Community Development (ZCD), BAZNAS tengah mengembangkan kain tradisional di tiga wilayah yakni batik di Tuban, Jawa Timur, kain tenun di Ende NTT dan songket di Sambas, Kalimantan Barat bekerjasama dengan Sahabat Pulau.

Program pemberdayaan ini meliputi bantuan dan pendampingan oada tiga aspek penting usaha yakni modal, produksi dan pemasaran.

“Ende merupakan daerah wisata yang terkenal dengan tenunnya, tetapi hingga saat ini masih banyak mama -mama pembuat tenun yang hidup dibawah garis kemiskinan. Sehingga BAZNAS bersama komunitas Sahabat Pulau Indonesia mencoba menginisiasi program pemberdayaan untuk mama mama pengrajin tenun di salah satu desa wilayah Ende, yaitu desa Mbuliloo,” lanjut Nasir.

Istimewanya, selama beberapa bulan dilakukan pembinaan pengrajin tenun dengan menggunakan benang khusus dan tema khusus sesuai permintaan konsumen yang sedikit dimodifikasi lebih trendi. Pewarna alam yang digunakan seperti kunyit, indigo dan kulit kayu membuatnya memiliki nilai lebih dalam khasanah fashion tradisional.

Di Tuban, pemberdayaan diberikan kepada ibu-ibu buruh batik cap dengan penghasilan maksimal Rp30 ribu sehari.

BAZNAS mendorong mereka lebih mandiri dengan melakukan pelatihan membatik tulis menggunakan canting, pelatihan pengenalan motif dan membuat pola, pelatihan pembuatan pewarna alam dari tanaman indigo dan tinggi serta pengenalan motif khas Sumuragung.

Perajin di desa Jirak, kecamatan Sajad, kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, BAZNAS membantu dan mendampingi 20 buruh tenun untuk dapat mandiri dan memiliki usaha tenun sendiri.

“BAZNAS membantu pelatihan dasar , pelatihan pembuatan motif, pelatihan pembuatan kain songket, peralatan dan bahan tenun, pembinaan dan pendampingan hingga pemasaran ke negeri tetangga, Malaysia,” jelas Nasir lagi.

Kain hasil karya perajin tenun dan batik binaan BAZNAS ditampilkan di Eco Fashion Week.

Dalam Eco Fashion Week ini,  20 kain hasil karya perajin dari Tuban dan Ende binaan BAZNAS ditampilkan oleh model profesional dalam sesi fashion show.

Keikutsertaan produk-produk ini menjadi salah satu upaya BAZNAS mengangkat produk ini ke level pemasaran nasional, bahkan internasional.

“Dengan partisipasi dalam acara seperti ini, akan banyak kesempatan bermitra dengan banyak pihak di level profesional,” pungkas Nasir. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.