Saat Budaya Literasi Ajarkan Kedewasaan Memandang Perbedaan

oleh
oleh

JAKARTA, VoiceMagz.com – Bicara soal kemajemukan, hal tersebut adalah berkah bagi negeri ini. Banyak hal berbeda yang akhirnya dapat dipersatukan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk memahami hal itu diperlukan literasi yang baik untuk terus merekatkan, sekaligus menjadikan kebhinekaan ini sebagai sebuah kekuatan.

Atas dasar itu, Gramedia Writers and Reader Forum (GWRF) 2019 hadir guna memfasilitasi kemajemukan di Indonesia lewat budaya literasi.

“Rentang usia, wilayah, dan latarbelakang, mampu memberikan inspirasi berbeda dalam dunia literasi,” ujar Yosef Adityo, Corporate Secretary Gramedia dalam pembukaan ajang ini di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (2/8).

Seperti namanya, acara ini menjadi wadah bertemu, diskusi, berinteraksi dan sharing antara penulis dengan pembaca dan akan berlangsung sejak Jumat (2/8) hingga Minggu (4/8).

Selama tiga hari, GWRF 2019 akan menghadirkan sejumlah tokoh dan penulis ternama. Sebut saja Fiersa Besari, Ayu & Ditto, Aan Mansyur, Sapardi Djoko Damono, Rintik Sedu, A.Fuadi, Budiman Sudjatmiko, Maman Suherman, Naela Ali, Ayu Utami dan masih banyak lagi.

Mereka berbagi pengalaman serta praktik nyata dunia keliterasian dalam tema berbeda dalam acara talkshow dan workshop yang mengusung ragam tema ringan hingga serius, khas milenial, budaya dan sastra, pemantik kreatifitas, hingga spiritualitas.

Dalam sesi Editor’s Clinic, peserta memiliki kesempatan berkonsultasi langsung dengan para editor dari penerbit buku besar di Indonesia.

Usai menikmati acara serius, pengunjung dapat menikmati pertunjukan musik, bazaar buku dan aneka makanan yang tersedia di Plaza Perpustakaan Nasional dengan harga spesial.

GWRF 2019 juga menggelar acara awarding untuk Pemenang Gramedia Short Film Festival (GSFF) 2019 yang merupakan kompetisi film pendek yang inspirasinya bersumber dari buku puisi karya penulis terkenal seperti Sapardi Djoko Damono, Maman Suherman dan Rachel Amanda feat Keshia Deisra.

Salah satunya film pendek yang akan ditayangkan bertajuk ‘Perempuan Jika Itulah Namamu’ yang diangkat dari buku kumpulan puisi Maman Suherman.

“Saya suka dengan tema keberagaman ini. Tema ini menguatkan, merekatkan dan keberagaman bukan kelemahan,” tegas Maman usai acara pembukaan.

Budaya membaca buku dikatakannya akan mengajarkan kedewasaan dalam memahami perbedaan.

“Karena saat membaca buku, kita baru bisa mengambil kesimpulan isi buku saat kita selesai membacanya. Hal itulah yang juga bisa kita terapkan dalam melihat keberagaman,” pungkas Maman. (NVR)

No More Posts Available.

No more pages to load.